Transisi ke Elektrifikasi, BMW Tetap Pertahankan Segmen Entry Level

JAKARTA, KOMPAS.com - BMW mulai banyak memperkenalkan mobil listrik. Meski saat ini sedang transisi ke elektrifikasi, tapi pabrikan asal Jerman tersebut tidak mengesampingkan segmen entry level.

Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh CEO BMW Oliver Zipse. Dia mengatakan bahwa segmen entry level dengan harga yang lebih rendah akan terbukti penting bagi pabrikan agar bisa melangkah maju.

Baca juga: BMW Sedang Persiapkan Crossover Elektrik iX2

"Kami tidak akan meninggalkan segmen pasar yang lebih rendah. Meskipun Anda menyebut diri sendiri sebagai pabrikan premium, tapi salah jika meninggalkan segmen pasar yang lebih rendah, itu akan menjadi inti bisnis Anda di masa depan," ujar Zipse, dikutip dari Carscoops.com, Sabtu (12/11/2022).

KompasOtomotif-Agung Kurniawan BMW 218i Active Tourer meluncur di Jakarta, (26/3/2015).

Pernyataan BMW tersebut bertolak belakang dengan apa yang diucapkan oleh rivalnya, yakni Mercedes-Benz. Pada Mei 2022, Mercedes-Benz mengumumkan akan meninggalkan model entry level dan fokur pada kendaraan high end di masa depan.

"Kami semakin mempertajam fokus model bisnis dan portofolio produk kami untuk memaksimalkan potensi Mercedes-Benz bahkan dalam kondisi yang menantang," kata Chairman dan Chief Executive Mercedes-Benz Group Ola Kallenius.

Baca juga: Daya Tarik Terbaru BMW X7 untuk Meladeni Rival di Segmen SUV Mewah

Mercedes-Benz mengonfirmasi akan mengurangi model entry level dari tujuh model menjadi empat model. Pabrikan yang juga berasal dari Jerman ini ingin mengejar pertumbuhan di merek AMG, Maybach, EQ, dan G-Class.

Strategi ini juga mendorong terciptanya seri Mythos yang akan didedikasikan untuk memproduksi kendaraan yang sangat eksklusif. Tidak kurang dari 75 persen investasi masa depan akan digunakan untuk mengembangkan model mewah baru.