Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ban Motor Botak Mesti Ganti, Bukan Diukir Ulang

Kompas.com - 10/09/2022, 09:22 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk berhemat ada orang yang mengukir kembali ban yang sudah botak. Ban diukir ulang agar bisa punya kembangan seperti baru. Cara ini dapat menambah umur ban beberapa waktu.

Salah satu contoh ban botak diukir terungkap di salah satu platform sosial media terkini. Jadi, ban yang sudah gundul tersebut diukir ulang menggunakan pisau khusus.

Senior Brand Executive & Product Development PT Gajah Tunggal Tbk, produsen IRC Tire, mengatakan, mengukir ulang ban botak disebut re-treading atau re-grouping.

"Itu tidak boleh, sebab ban itu kan sudah dipakai sehari-hari. Batas aman ban ialah tread wear indicator (TWI). Saat ban sudah botak di re-grouping lagi sangat berbahaya," kata Dodi kepada Kompas.com, belum ini.

Dodi mengatakan, ban botak menandakan bahwa kompon sudah habis. Saat tapaknya diukir ulang artinya kompon dan lapisan benang di dalam ban jadi sangat dekat.

Baca juga: Cara Berkendara Seperti Ini Bisa Bikin Aki Mobil Jadi Awet

Ganti Ban Motor Otobox Indonesia Dicky Aditya Wijaya Ganti Ban Motor Otobox Indonesia

"Jadi (jarak kompon) dan benang ply sangat tipis itu. Dikhawatirkan saat kena benda tajam ban bisa langsung drop (kempis) begitu," ucap Dodi.

Selain faktor keamanan dan kekuatan ban, Dodi mengatakan, daya cengkeram ban botak yang diukir ulang sudah pasti berbeda dengan ban baru atau yang TWI-nya masih dalam standar aman.

"Sudah pasti beda. Karena konstruksi ban itu terdiri dari beberapa lapisan, dan di bagian akhir ada tread atau kompon itu. Tapi dengan tebal sedemikian rupa untuk menopang group itu tidak kuat," kata dia.

"Ban itu sudah melewati batas TWI, terus kemudian di-grouping lagi maka sangat berbahaya. Menurut kami sangat berbahaya, dilarang," kata Dodi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau