SEMARANG, KOMPAS.com - Tak sedikit pemilik kendaraanyang resah mendengar kabar kenaikan harga BBM, terutama untuk Pertalite yang masuk kategori subsidi.
Meski sudah ada sinyal, namun pemerintah belum memberikan kepastian soal jadi atau tidaknya harga bahan bakar naik.
Namun, pemilik kendaraan baiknya mulai melakukan lengkah-langkah efisiensi. Seperti memperhatikan gaya mengemudi, sampai yang tak kalah penting adalah soal perawatan wajib kendaraan.
Lantas komponen apa sajakah yang harus diperhatikan?
Baca juga: Isi BBM di SPBU, Baiknya Pakai Hitungan Liter atau Rupiah?
Menurut Kepala Bengkel Toyota Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bisa tetap dijaga asalkan memperhatikan kondisi daru empat komponen utama, yakni :
Filter udara mobil yang kotor bisa menyebabkan bahan bakar jadi boros. Pemilik mobil juga merasakan akselerasi tenaga mesin menjadi loyo.
Karena itu, Bambang menyarankan perlunya pergantian filter udara setiap 10.000 - 15.000 kilometer (km), mempertimbangkan kondisi yang ada.
"Pasokan kebutuhan udara dan campuran bahan bakar minyak (BBM) tidak seimbang. Agar pembakaran mesin tetap normal ECU memerintahkan suplai bahan bakar ditambah," kata Bambang kepada Kompas.com, belum lama ini.
Setelah itu, berlanjut pada pengecekan sistem pengapian. Poin wajib yang harus diperhatikan yakni pada komponen busi.
Dalam sistem pembakaran, busi bertugas sebagai penghantar listrik sekaligus pemantik api. Salah satu indikator baik atau tidaknya busi bisa dilihat dari percikan api yang dihasilkan.
Kemudian, perhatikan kondisi kerak pada ujung elektrodanya. Jika terlalu banyak maka percikan api jadi kecil, dampaknya tenaga mesin ngedrop dan bahan bakar jadi boros.
Baca juga: BERITA FOTO: Pemerintah Blak-blakan Kisaran Kenaikan Harga Pertalite
"Elektroda busi yang penuh kotoran bisa menghambat timing pengapian. Maka dari itu, baiknya setiap 5.000 km sekali dibersihkan. Cek juga kerenggangan celah businya," ucap Bambang.