Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Mulai Bisnis Swap Baterai Motor Listrik

Kompas.com - 31/08/2022, 07:12 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) Tbk berencana untuk masuk ke pasar penyedia layanan swap baterai untuk kendaraan bermotor listrik, guna mendorong ekosistem atas era elektrifikasi nasional.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, langkah tersebut merupakan salah satu ekspansi bisnis perseroan di sisi hilir, sekaligus menjadi wujud dukungannya mendukung ekosistem kendaraan listrik.

"Untuk ekosistem electric vehicle (EV), Pertamina masuk di hilir dulu. Kita mulai roda dua, kita pahami pasarnya agar sulit baterai cas di rumah. Jadi konsepnya kita jual baterai swap, berikan kemudahan bagi kendaraan motor," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (30/8/2022).

Baca juga: Pakai Sepeda Motor Listrik Bisa Hemat Biaya sampai 50 Persen

Pengemudi ojek daring mengganti baterai sepeda motor listrik dengan yang sudah penuh terisi di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (28/3/2022). Pemerintah Indonesia menargetkan dua juta kendaraan listrik dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia pada 2025 sebagai salah satu upaya untuk menerapkan penggunaan energi terbarukan.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pengemudi ojek daring mengganti baterai sepeda motor listrik dengan yang sudah penuh terisi di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (28/3/2022). Pemerintah Indonesia menargetkan dua juta kendaraan listrik dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia pada 2025 sebagai salah satu upaya untuk menerapkan penggunaan energi terbarukan.

Nicke menyatakan, Pertamina akan memastikan unit penukaran baterai bagi pengguna motor listrik pada tahun ini sebanyak 100 unit, yang dibangun di seluruh wilayah Indonesia.

Adapun langkah terkait, dilakukan perseroan dengan berkerja sama dengan Himbara dan Grab.

"Di Bali, kami kerja sama dengan Grab untuk pembangunan ekosistem ini. Kalau ekosistem ini sudah terbangun maka ini otomatis akan memberikan kemudahan ke masyarakat yang akan beralih menggunakan kendaraan listrik," ujar Nicke.

Sementara dari sisi hulu, Pertamina juga kerja sama dengan BUMN Inalum dan PLN membangun Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk melakukan pengembangan pembuatan baterai.

Baca juga: Pemerintah RI Siapkan 6.161 Kendaraan untuk KTT G20 di Bali

Saat ini, Pertamina telah memiliki 238 GES yang telah terpasang panel surya, 6 unit Charging Station untuk pengisian mobil listrik, dan 14 unit Battery Swapping Station.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menilai, langkah Pertamina dalam masuk ke bisnis hilir baterai swab memang harus dilakukan. Apalagi, kedepan bisnis oil and gas bukan lagi yang utama.

"Pertamina harus antisipasi tantangan usaha jangka panjang melihat sumber yang ada di kita sumber migas makin turun alternatif apa yang harus dipakai?," katanya.

"Sekarang minyak buat transportasi nah sudah ada jawabannya untuk bisa mengganti minyak dengan listrik. ini akan bertahap ke arah baterai," ujar Arifin.

Baca juga: Rapor Ekspor Motor pada Juli 2022, Tembus 71.420 Unit

Pengemudi ojek daring mengganti baterai sepeda motor listrik dengan yang sudah penuh terisi di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (28/3/2022). Pemerintah Indonesia menargetkan dua juta kendaraan listrik dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia pada 2025 sebagai salah satu upaya untuk menerapkan penggunaan energi terbarukan.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pengemudi ojek daring mengganti baterai sepeda motor listrik dengan yang sudah penuh terisi di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (28/3/2022). Pemerintah Indonesia menargetkan dua juta kendaraan listrik dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia pada 2025 sebagai salah satu upaya untuk menerapkan penggunaan energi terbarukan.

Ia juga menilai, langkah kolaboratif ini sebagai upaya bersama dalam menekan angka ketergantungan impor minyak mentah. Dengan begitu, secara langsung pemerintah juga bisa mengantongi efisiensi.

"Ini memang butuh kolaborasi sehingga ujungnya adalah efisiensi nasional. Kita dorong bersama demand kendaraan listrik ini," ujar Arifin lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau