Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendaraan Listrik Dipercaya Bisa Kurangi Impor BBM

Kompas.com - 29/08/2022, 19:15 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan kendaraan bermotor listrik sebagai alat transportasi dipercaya dapat menyelesaikan beragam tantangan seperti soal lingkungan dan impor bahan bakar minyak (BBM), yang kini sedang menjadi isu penting di Indonesia.

Oleh karenanya, sebagaimana dikatakan oleh Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto, program era elektrifikasi perlu untuk selalu didorong khususnya pada segmen roda dua.

“Kebijakan untuk energi nasional yaitu mengurangi impor bensin yang sekarang itu sudah 40-50 persen, salah satunya dengan kendaraan listrik, khususnya motor listrik,” kata Djoko, Minggu (28/8/2022).

Baca juga: 95 Persen Mobil Mewah Terdaftar Atas Nama Perusahaan

United E-Motor sanggup produksi ratusan ribu unit motor listrik tiap tahun.KOMPAS.com/DIO DANANJAYA United E-Motor sanggup produksi ratusan ribu unit motor listrik tiap tahun.

Lebih lanjut, menurut dia, kendaraan listrik juga bisa menghemat subsidi sekitar Rp 0,6 triliun per tahun. Sehingga selain udara akan bersih sebagai dampak penggunaan kendaraan listrik, beban impor pada BBM juga bakal berkurang.

Kendaraan listrik bisa menghemat subsidi sekitar 0,6 triliun per tahun. Tapi kita tahu bahwa sekarang BBM itu naik harganya di internasional, angkanya bisa mencapai subsidinya itu Rp 500 triliun, ini (data) dibuat pada 2020 sebelum harga BBM naik,” katanya.

Adapun mengenai peta jalan elektrifikasi kendaraan bermotor di Tanah Air, ia meyakini bisa berdampak positif. Mengingat saat ini sudah mulai banyak pabrikan otomotif yang memperkenalkan dan menjual teknologi terkait.

Baca juga: Jika Harga BBM Pertalite Naik, Penjualan Motor Baru Bisa Turun Lagi

Bahan Bakar Minyak bersubsidi Pertalite di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Depok, Jawa Barat kosong, Rabu (3/8/2022). Kuota BBM subsidi akan habis pada akhir tahun ini. Konsumsi BBM jenis Pertalite tahun ini diproyeksikan bakal mencapai 28 juta Kiloliter. Sementara kuota yang sudah ditetapkan pemerintah pada tahun ini hanya 23,05 juta Kiloliter, sehingga diprediksi hanya bertahan sampai September 2022.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Bahan Bakar Minyak bersubsidi Pertalite di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Depok, Jawa Barat kosong, Rabu (3/8/2022). Kuota BBM subsidi akan habis pada akhir tahun ini. Konsumsi BBM jenis Pertalite tahun ini diproyeksikan bakal mencapai 28 juta Kiloliter. Sementara kuota yang sudah ditetapkan pemerintah pada tahun ini hanya 23,05 juta Kiloliter, sehingga diprediksi hanya bertahan sampai September 2022.

"Kalau kita lihat, target kita sebenarnya 100.000 unit kendaraan listrik di tahun ini apabila tidak pandemi Covid-19. Dengan angka segitu saja, di 2025-2030 nanti sekitar 300.000 barrel oil per hari yang bisa dikurangi," kata Djoko.

"Jika 300.000 barrel bensin akan berkurang setiap harinya, otomatis subsidi juga akan berkurang,” kata Djoko.

Sementara itu jika dilihat dari sisi masyarakat, ia mengatakan dapat melakukan penghematan biaya bahan bakar sekitar Rp 100.000 per bulan untuk motor listrik dan Rp 320.000 per bulan untuk mobil listrik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com