Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isuzu Butuh Kepastian Roadmap Kendaraan Niaga Listrik di Indonesia

Kompas.com - 20/08/2022, 19:31 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia berencana mewujudkan bebas karbon di 2060. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan penggunaan kendaraan listrik di sektor transportasi.

Selain kendaraan penumpang, tentu truk atau bus juga turut menggunakan teknologi tersebut agar nol emisi. Namun, menuju 2060, APM butuh kejelasan ke mana arah pengembangannya, terutama dalam bentuk road map.

Attias Asril, Marketing Division Head PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) mengatakan, investasi ke depan untuk truk harus melihat road map yang dibuat oleh pemerintah.

Baca juga: Pengusaha Masih Ragu Pakai Truk Listrik

Elf EV di GIIAS 2022KOMPAS.com/FATHAN RADITYASANI Elf EV di GIIAS 2022

"Antara hybrid atau langsung ke EV ini kembali ke road map-nya. Karena buat APM atau produsen, ini penting arahannya, journey itu penting. misal 2060 EV semua, antara (2022-2060) itu gimana?," kata pria yang akrab disapa Aat kepada Kompas.com, Jumat (20/8/2022).

Adanya kejelasan road map penting, sehingga APM bisa mempersiapkan investasi dan teknologi. Jangan sampai tidak jelas dan mendadak, tentu ini akan merepotkan bagi APM.

"Bukan masalah enggak sanggup, tapi investasi yang sudah terlanjur terjadi gimana?," ucapnya.

Baca juga: Mazda Dikabarkan Bakal Bikin Pabrik di Indonesia

Kalau dilihat sekarang, sudah berlaku regulasi kendaraan diesel dengan standar Euro 4. Bisa saja beberapa tahun lagi berlaku Euro 5, atau Euro 6 layaknya di Eropa, tentu akan ada juga investasinya.

"Eropa kan sudah Euro 6, atau mau jump (lompat), mau hybrid dulu, ini penting," kata Aat.

Road map ini penting supaya APM siap dan yang paling penting investasi. Target netral karbon di 2060 memang sudah dipatok, jangan sampai ada ketidakjelasan yang membuat APM kesulitan menentukan investasi.

"Susah kalau dilepas. Bayangin nanti ada negara yang sudah punya teknologi maju dia bawa ke sini. terus gimana, padahal kan maunya mengembangkan industri dalam negeri, kalau gitu kan cenderungnya semua CBU lagi," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com