Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tabrakan Beruntun Libatkan 17 Mobil di Tol Cipularang

Kompas.com - 27/06/2022, 06:22 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah mobil terjadi di ruas Jalan Tol Cipularang, tepatnya di Km 92 wilayah Sukatani, Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (26/6/2022), jelang dini hari.

Diketahui, kecelakaan beruntun tersebut melibatkan 17 kendaraan. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Induk PJR Tol Cipularang AKP Denny Catur. Ia mengatakan, pihaknya saat ini masih melakukan evakuasi korban. Sementara untuk kendaraan masih belum dievakuasi.

“Iya betul saat ini masih proses evakuasi korban, untuk jelasnya belum ada. Perkiraan ada sekitar 17 kendaraan yang terlibat,” ujar Denny, dikutip dari NTMC Polri, Minggu (26/6/2022).

Denny menjelaskan, saat ini pihaknya masih melakukan proses evakuasi, sehingga belum diketahui secara pasti untuk penyebab kecelakaan beruntun tersebut dan data korban jiwa atas insiden ini.

“Untuk penyebabnya belum kita ketahui. Belum ditemukan atau laporan korban meninggal dunia, mudah-mudahan tidak ada,” katanya.

Baca juga: Ini Bahayanya Pakai Oli Mesin Palsu

4 mobil terlibat tabrakan beruntun di ruas jalan tol dalam kota kawasan Semanggi arah Cawang, Jakarta Selatan,  Rabu (23/2/2022).Dokumentasi Ditlantas Polda Metro Jaya 4 mobil terlibat tabrakan beruntun di ruas jalan tol dalam kota kawasan Semanggi arah Cawang, Jakarta Selatan, Rabu (23/2/2022).

Kejadian kecelakaan beruntun di jalan tol sudah sangat sering terjadi, bahkan tidak jarang yang menimbulkan korban jiwa.

Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, dalam kasus tabrakan beruntun, seringkali pengemudi yang sudah siap mengantisipasi tetap ikut terlibat kecelakaan karena ketidaksiapan pengemudi lain yang ada di belakangnya. Atas dasar itu, pencegahan tabrakan beruntun harus dilakukan bersama-sama.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by INFO CIMAHI (@infocimahi.co)

Menurut Jusri, hal pertama untuk mencegah terjadinya tabrakan beruntun adalah jangan melakukan perlambatan mendadak. Sebab tidak semua pengemudi siap mengantisipasi.

Pengemudi juga harus selalu siap dan tidak boleh kehilangan konsentrasi saat mengemudi terutama di jalan tol. Jangan hanya mengantisipasi bahaya di depan, tapi juga di belakang.

“Jangan langsung rem, sebab belum tentu pengemudi kendaraan di belakang mampu melakukan hal serupa. Ada baiknya pengemudi melihat dulu kondisi di belakang sebelum melakukan tindakan. Sehingga bisa saja keputusan mengerem tidak jadi dan keputusan yang lebih baik adalah menghindar karena adanya ancaman dari belakang,” ucap Jusri.

Jusri menambahkan, pengemudi sebaiknya selalu mengingat jarak aman ketika berkendara jarak aman antar kendaraan baik di depan maupun di belakang adalah 3 detik.

Cara ini bisa dilakukan dengan mengikuti kendaraan yang searah dan pasti kan kecepatan kendaraan kita sama dengan kendaraan yang ada di depan.

Baca juga: Ini Bahayanya Pakai Oli Mesin Palsu

Ilustrasi jaga jarak aman 3 detikivanhumphrey.blogspot Ilustrasi jaga jarak aman 3 detik

“Cari objek statis untuk tolak ukur yang ada di kiri atau kanan jalan, bisa berupa pohon, jembatan, atau patokan Kilometer (KM) jika sedang berada di jalan tol,” kata Jusri

Setelah menentukan tolak ukur, dan kendaraan di depan sudah melewati batas tersebut, maka perhitungan mulai dilakukan. Perhitungan dilakukan dengan cara menyebut satu per satu, satu per dua, satu per tiga, sampai kendaraan kita tepat melewati tolak ukur tersebut.

“Ketika hasil hitungan jarak dengan objek statis yang sudah ditentukan sesuai berarti kendaraan sudah berada di jarak aman,” kata Jusri.

Baca juga: Cara Mencuci Helm Motor Sendiri di Rumah

Penyebutan detik sengaja dibuat dengan sedemikian rupa agar hasil yang didapatkan lebih akurat. Sebab, kemampuan persepsi manusia dalam melihat bahaya itu memerlukan waktu kurang lebih tiga detik.

“Mulai dari mata melihat, otak memproses, sampai menginjak rem itu waktunya kurang lebih satu detik. Sedangkan reaksi mekanis berjalan saat rem diinjak, buster bekerja dorong minyak rem sampai kaliper, memiliki waktu kurang lebih setengah detik,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com