Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Efektif Mencegah Ancaman Microsleep Saat Mudik 2022

Kompas.com - 29/04/2022, 10:02 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi



JAKARTA, KOMPAS.com—
Dua tahun lamanya aktivitas mudik tertunda karena Covid-19. Di Lebaran 2022, tradisi ini sudah bisa dilakukan kembali oleh masyarakat Indonesia.

Bagi yang pulang ke kampung halaman menggunakan mobil pribadi wajib untuk memenuhi kecukupan tidur saat perjalanan mudik. Hal ini untuk mencegah pengemudi dari ancamann  microsleep yang sangat berbahaya terjadi saat menyetir mobil.

Baca juga: Bengkel Resmi Suzuki Jabodetabek yang Buka di Hari Lebaran 2022

Microsleep akan membuat pengendara tetap menyetir dalam keadaan mata terbuka namun otak tidur. Kondisi ini dapat menyebabkan kecelakaan yang fatal bagi para pemudik.

“Jadi sekali lagi, ketiduran atau microsleep itu berbahaya. Tapi ngantuknya saja sudah berbahaya. Karena kemampuan konsentrasi, kewaspadaan, respon, proses otak dan stabilitas emosional akan turun drastis saat mengantuk. Obatnya untuk menaikan itu semua hanya tidur,” ujar Dr. Andreas Prasadja, RPSGT pada Kompas.com.

Arus Mudik Mulai Menggeliat, 30.381 Kendaraan Tercatat Keluar dari Tol Cileunyi  KOMPAS.com/ M ELGANA MUBAROKAH Arus Mudik Mulai Menggeliat, 30.381 Kendaraan Tercatat Keluar dari Tol Cileunyi

Pakar kesehatan tidur tersebut menyebutkan jika tidak ada yang bisa menggantikan efek restoratif tidur. Minuman penambah energi juga tidak dapat menolong rasa kantuk.

Maka dari itu, untuk mencegah microsleep pemudik harus mencegah kantuk. Berkendara dalam kondisi mengantuk sama atau bahkan lebih berbahaya dari mabuk.

Orang yang mengantuk cenderung menunda untuk beristirahat dan memaksakan menyetir. Karena kerap memaksakan diri, jika ada sesuatu yang mendadak terjadi mereka sulit mengantisipasi. Hal inilah yang menimbulkan kecelakaan

Baca juga: Mudik Jakarta-Solo, Segini Tarif Tol yang Harus Disiapkan

“Kafein itu tidak menolong. Kafeinnya seolah-olah membuat kita melek. Tapi otak kita yang lelah tidak terbantu. Konsentrasi menjadi jelek sehingga berkendara tidak hati-hati. Reflek berkendara tetap buruk meski telah minum kafein. Jadi idealnya berhenti dan tidur,” ujar Dr. Andreas.

Meskipun hanya tidur 20 menit sampai 30 menit, namun manfaat tidur akan besar. Tubuh menjadi lebih segar dan konsentrasi akan kembali lagi. Artinya, motorik otak mulai bekerja kembali setelah tidur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau