JAKARTA, KOMPAS.com - Melalui akun Kemenbus di Instagram, ditampilkan sebuah fenomena yang menarik pada gelaran MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika, Minggu (20/3/2022).
Pada foto yang diunggah ke Instagram, terlihat beberapa orang berada di atap bus untuk menyaksikan balapan lebih jelas. Mereka pun sambil memegang payung agar terlindung dari hujan yang turun.
Atap bus sendiri sebenarnya kuat-kuat saja jika dinaiki beberapa orang. Selain itu, atap ini juga sering menjadi akses teknisi untuk melakukan perawatan AC yang kondensornya ada di atas.
Baca juga: Jadi Bangku Penonton MotoGP Indonesia, Seberapa Kuat Atap Bus?
@halomoanhasby? original sound - PC ???? - ???? Paulus Marbun????
Selain menjadi tempat untuk menonton balapan di Mandalika, atap bus punya beberapa fungsi lainnya. Misalnya seperti yang sering ditemui pada bus-bus Sumatera, yakni digunakan sebagai pengangkut barang.
Dikutip dari video yang diunggah akun TikTok @halomoanhasby, terlihat bus PO ALS sedang mengangkut beberapa unit motor di atapnya. Selain motor, ada juga barang yang ditutup terpal di depan dan belakangnya.
Fenomena bus yang menjadi angkutan barang ini memang kerap terjadi. Bahkan beberapa bus yang biasanya untuk mengangkut barang di atap, ada pesanan khusus kepada karoserinya.
Baca juga: Usai MotoGP, Sirkuit Mandalika Mulai Dilirik Penyelenggara Balap Dunia
Sales Staff Karoseri Tentrem Dimas Raditya mengatakan, pemesan bus bisa minta tambahan kerangka lagi jika memang mau membawa barang di atap.
“Kalau tempat barang yang di atap itu ada rangkanya juga, jadi enggak langsung kena bodi atap,” ucap Dimas kepada Kompas.com, belum lama ini.
Begitu juga yang dikatakan Werry Yulianto, Export Manager Karoseri Laksana. Jika menyimpan barang yang tidak berat seperti tas atau kardus, bodi buatan karoseri sudah kuat. Tapi kalau membawa beban yang berat, ada masalah lain yang timbul.
“Rangka atap kami sebenarnya sudah didesain untuk kuat terhadap beban. Namun dari karoseri memang tidak disarankan untuk membawa beban berlebih di atap karena berefek pada stabilitas dan keselamatan,” kata Werry.
Werry menjelaskan, bus dibuat dengan perhitungan yang matang, tidak sembarangan desain. Bus juga memiliki center of gravity, jika ditambah beban di atap, bus malah semakin mudah terguling.
“Ketika ditaruh beban berlebih di atap, center of gravity akan lebih ke atas dan menyebabkan roll. Selain itu juga kalau terlalu tinggi, bisa tersangkut,” ucap Werry.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.