JAKARTA, KOMPAS.com - Satu unit truk berjalan mundur dan menabrak sejumlah kendaraan di Jalan Raya Purwakarta-Bandung, Kampung Cimuntuk, Desa Sukatani, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Sabtu (5/3/2022).
Kecelakaan tersebut terekam kamera CCTV yang kemudian diunggah oleh salah satu akun instagram bernama @andreli_48.
Kanit Gakkum Polres Purwakarta Iptu Jamal Nasir mengatakan, kecelakaan bermula saat truk bernomor polisi T 9960 AA melaju dari arah Bandung menuju Purwakarta.
“Setibanya di tempat kejadian perkara (TKP), sewaktu melaju di jalan yang lurus dan menanjak diduga mengalami kendala pada selang rem angin. Sehingga, mundur ke belakang dan menabrak sejumlah kendaraan,” ucap Jamal dikutip dari Regional Kompas.com, Sabtu (5/3/2022).
Baca juga: Cara Hindari Pohon Tumbang Imbas Angin Kencang Saat Berkendara
View this post on Instagram
Prasetyo Adi Yudho, Deputy GM Product Division PT Hino Motor Sales Indonesia mengatakan, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan truk gagal melewati tanjakan dan mundur tidak terkendali.
“Pertama adalah beban kendaraan. Jika overlaoding, membuat kapasitas rem tidak mampu menahan beban,” ucap Prasetyo kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Faktor selanjutnya adalah dilihat apakah mesin truk mati saat menanjak. Apabila truk tersebut masih menggunakan sistem rem air over hydraulic (AOH), truk tidak bisa mengerem ketika mesin mati karena tidak ada udara yang dihasilkan.
“Faktor ketiga bisa terjadi karena minyak rem yang bocor, jadi tidak berfungsi. Selain itu, rem parkir yang tidak berfungsi atau sopir tidak menarik rem parkir saat kendaraan tidak sanggup menanjak juga bisa menjadi penyebabnya,” kata dia.
Penyebab lainnya, kata Prasetyo, bisa disebabkan karena posisi transmisinya netral. Jika transmisi dalam keadaan netral, maka tidak ada engine brake yang membantu menahan laju truk. Sehingga truk bisa meluncur tak terkendali.
Sementara itu, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, setiap pengguna jalan harus menjaga jarak jika ada truk di depannya. Jarak ideal yang aman ini berbeda-beda, tergantung dari beberapa hal.
“Pertama bisa dilihat dari kondisi jalan. Apabila tanjakan lurus, artinya mobil di belakangnya harus menunggu dan berhenti di ujung jalan yang flat atau datar. Mengapa? karena dengan jalan yang datar melakukan antisipasi menghindar lebih mudah,” ujar Sony.
Sony melanjutnya, pengemudi mobil sebaiknya juga melihat kemampuan truk yang berada di depannya. Apakah truk itu terawat, overload, bagaimana kemampuan menanjaknya dan gerakannya.
Baca juga: Seperti Ini Wujud Bus Tingkat PO Lorena di Karoseri Laksana
“Kalau satu dari empat hal itu tersebut terjadi, segera bersiap-siap untuk berhenti. Ketika ragu dan berhenti segera cari alternatif spot atau area untuk menghindar apabila truk tersebut gagal menanjak,” kata dia.
Sony mengingatkan, saat di tanjakan dan berada di belakang truk resiko bahayanya sangat besar. Jadi, sebaiknya pengemudi mobil di belakangnya segera mengambil jarak selebar-lebarnya.
“Asumsinya setelah truk tersebut mencapai top table-nya itu yang aman,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.