Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toyota Tanggapi Wacana Penghapusan PPnBM

Kompas.com - 23/12/2021, 08:42 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengeluarkan wacana untuk menghapus Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) pada mobil dengan kandungan lokal tinggi, minimal 80 persen.

Toyota sebagai salah satu pabrikan yang sudah merasakan benefit dari insentif PPnBM ikut menanggapi wacana tersebut.

Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM), mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi dukungan dari pemerintah. Di 2021, dengan adanya insentif PPnBM, menurut Anton, sudah sangat terbukti bisa mendukung industri otomotif nasional.

"Saya juga lihat data-data produk yang diberikan insentif PPnBM ini penjualannya sangat melesat dibandingkan dengan bulan sebelumnya," ujar Anton, saat konferensi pers virtual, belum lama ini.

Baca juga: Toyota Siapkan Semua Opsi Teknologi Menuju Elektrifikasi

Anton menambahkan, untuk model-model seperti Rush, Avanza, Veloz, kenaikannya sangat tinggi. Rata-rata kalau Avanza dan Veloz digabung mungkin bisa mencapai 70 persen hingga 80 persen.

Suasana booth Toyota di GIIAS 2021.Dok. TAM Suasana booth Toyota di GIIAS 2021.

Rush sendiri mencapai 90 persen dan Vios bahkan 340 persen. Meskipun volumenya kecil, tapi menurut Anton, ini kenaikan yang sangat luar biasa.

"Jadi, wacana untuk memperpanjang insentif PPnBM saya rasa wajar-wajar saja untuk menjadi salah satu opsi untuk mendukung industri otomotif ke depan," kata Anton.

Baca juga: Toyota Sebut Penjualan Naik berkat Diskon Pajak dan Pameran Otomotif

Untuk detailnya, Anton mengatakan, Toyota masih menunggu finalisasi atau formalisasi dari aturannya sendiri. Anton menambahkan, dari pihak Gaikindo juga sedang berdiskusi dengan pemerintah bagaimana opsi-opsi yang terbaik, seperti dengan menggunakan 80 persen atau 70 persen local purchase.

"Selain itu, bagaimana syarat-syarat detail dari aturan PPnBM ini, karena saya dengar salah satu opsinya akan jadi permanen. Kita tunggu dan mudah-mudahan ini bisa seterusnya. Jadi, tidak hanya bersifat ad hoc," ujar Anton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com