Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atensi Khusus di Cikampek, Pejagan, Puncak, dan Garut Saat Nataru

Kompas.com - 17/12/2021, 07:42 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Lalu lintas kendaraan di Jawa Barat pada saat natal dan tahun baru (Nataru) dipastikan tidak ada penyekatan. Meski begitu, protokol kesehatan dan pengecekan vaksinasi berlaku bagi masyarakat yang melakukan mobilitas.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Jawa Barat punya dua beban terkait penerapan protokol kesehatan untuk mencegah gelombang Covid-19 pada momentum akhir tahun 2021.

Pasalnya, Jawa Barat menjadi daerah perlintasan mobilitas masyarakat, khususnya dari Jakarta menuju ke Jawa Tengah atau Jawa Timur.

Baca juga: Selama Libur Nataru, Empat Ruas Tol Ini Terapkan Ganjil Genap

Baca juga: Lebih Mahal Rp 15 Juta, Apa Istimewanya Honda CR-V Black Edition?

Ilustrasi kemacetan di jalur puncakANTARA FOTO/ARIF FIRMANSYAH Ilustrasi kemacetan di jalur puncak

Kemudian, Jawa Barat juga menjadi destinasi bagi masyarakat yang ingin menghabiskan masa-masa libur Nataru.

“Oleh karenanya, ada tiga tempat, yaitu Cikampek, Pejagan, dan Puncak, dan satu lagi itu di sekitar Garut, itu selalu jadi topik nasional,” ujar Budi, dilansir dari Antara (17/12/2021).

Budi mengingatkan para pemangku kebijakan di Jawa Barat, agar mengawasi dan mengetatkan protokol kesehatan.

Baca juga: Sirkuit Sentul Bisa Gelar MotoGP, tapi Bukan dalam Waktu Dekat

Baca juga: Begini Syarat Bepergian Selama Libur Nataru 2022

Lalu lintas kendaraan di jalan tol Jakarta-Cikampek pada saat arus balik libur panjang April 2021.Dok. Jasa Marga Lalu lintas kendaraan di jalan tol Jakarta-Cikampek pada saat arus balik libur panjang April 2021.

Selain itu, Budi juga menambahkan, pengecekan status vaksin juga penting untuk dilakukan guna mengantisipasi mobilitas masyarakat yang tinggi tersebut.

“Saya mohon ke pak Gubernur, pak Pangdam dan pak Kapolda, untuk menangani secara intensif, dan satu hal yang kadang-kadang kita lupa, destinasi wisatanya, harus ditiadakan kalau tidak ada pengelola,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau