JAKARTA, KOMPAS.com – Kejadian truk kecelakaan di jalan memang kerap terjadi di Indonesia. Tidak jarang kecelakaan truk ini menimbulkan korban jiwa, sehingga sangat membahayakan.
Salah satu kejadian yang masih ada sampai saat ini adalah bagaimana seseorang belajar mengemudikan truk. Biasanya, pengemudi truk berawal dari seorang kernet, kemudian dilatih oleh pengemudi dan akhirnya bisa mengemudikan truk.
Peristiwa yang mengherankan pernah terjadi beberapa waktu lalu di mana seorang anak kecil mengemudikan truk trailer di jalan tol Jakarta-Cikampek.
Bisa saja hal ini terjadi karena pengemudi yang sebenarnya kelelahan dan menyerahkan truknya ke kernet.
Baca juga: Yamaha Siapkan Skutik Petualang Baru
Namun, namanya juga dilatih oleh pengemudi, pengetahuan akan keselamatan mengemudi masih kurang, sehingga bisa berbahaya. Tidak hanya itu, pengetahuan tentang cara pengoperasian juga masih salah, bisa menyebabkan kecelakaan.
Melihat kejadian seperti ini, Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia mengatakan, pengemudi boleh saja mengajarkan kernet, tapi sebatas operasional saja dan di area tertutup.
“Itu juga dengan catatan pengemudi truknya punya pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang keselamatan,” ucap Sony kepada Kompas.com, Jumat (22/10/2021).
Baca juga: Punya Bekal Cukup, Marc Marquez Optmistis Menang di GP Misano Kedua
Sony lebih prihatin lagi kepada pihak berwenang yang tidak jeli melihat fenomena tersebut. Oleh karena itu, kecelakaan truk terus saja terjadi di jalanan Indonesia.
“Pihak berwenang hanya berfokus kepada penegakkan hukum dan tunggu kecelakaan, sosialisasi soal keselamatan sangat kurang. Lihat saja masih banyak pelanggaran yang truk lakukan dan tingginya kecelakaan,” kata Sony.
Pemahaman pengemudi truk di Indonesia masih salah, bukan bisa dulu baru paham, melainkan paham dahulu baru bisa. Sayangnya fenomena pengemudi truk yang datangnya dari kernet ini memang sulit dihentikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.