Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Risiko Kecelakaan, Jangan Lama-lama Berada di Sekitar Truk

Kompas.com - 22/10/2021, 10:12 WIB
Dio Dananjaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kasus kecelakaan yang melibatkan truk dengan kendaraan penumpang semakin memprihatinkan. Belakangan kejadian ini makin sering terjadi, paling ramai kecelakaan yang menimpa Hyundai Palisade di Tol Cipularang.

Penyebab kecelakaan ini beragam, bisa karena rem yang blong atau pengendara lain yang tidak sabar dan segera ingin menyalip truk yang berjalan pelan. Atau bahkan karena truk ODOL yang kelebihan muatan dan dimensi.

Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, pengemudi harus selalu mendeteksi bahaya yang ada di sekeliling kendaraan, baik di depan kendaraan maupun di belakang.

Baca juga: Viral, Video Truk Adang Rombongan Bus yang Nekat Lawan Arah

Sebuah truk kontainer terguling dan menghantam gardu Gerbang Tol Karawang Barat 2 arah Karawang, Sabtu (17/7/2021).KOMPAS.COM/FARIDA Sebuah truk kontainer terguling dan menghantam gardu Gerbang Tol Karawang Barat 2 arah Karawang, Sabtu (17/7/2021).

“Ketika berinteraksi dengan kendaraan lebih besar sebaiknya menghindar,” ucap Jusri kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

“Menghindar itu bisa melaju atau membiarkan kendaraan besar tersebut melewati kita, sebab kendaraan besar memiliki kemampuan yang berbeda dalam masalah pengereman,” kata dia.

Sementara itu, Training Director Safety Defensive Consultant Sony Susmana, mengatakan, ketika berkendara di jalan tol kendaraan besar sebenarnya sudah disediakan lajurnya sendiri yaitu di lajur satu.

Baca juga: Alasan Sopir Truk Sering Ugal-ugalan di Jalan Raya

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo meninjau langsung kecelakaan yang terjadi di Jalan Gelora II, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Sabtu (27/3/2021) malam.Dok. Polda Metro Jaya Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo meninjau langsung kecelakaan yang terjadi di Jalan Gelora II, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Sabtu (27/3/2021) malam.

“Mobil besar hanya boleh di lajur dua pada saat menyusul, kemudian kembali lagi ke jalur satu. Namun faktanya banyak pengemudi mobil besar yang bandel, mereka menggunakan lajur dua atau bahkan lajur tiga,” ujar Sony, kepada Kompas.com belum lama ini.

Sony melanjutkan, semakin besar postur kendaraan, maka akan semakin luas pula blind spotnya. Jadi, sebaiknya menghindari dan tidak terlalu dekat dengan kendaraan jenis bus atau truk.

“Selain blind spot, banyak faktor yang bisa membuat kendaraan besar ini melakukan kesalahan seperti kendaraannya yang kurang terawat, ataupun pengemudinya yang sudah lelah,” katanya.

Baca juga: Bonceng Anak di Depan Saat Mau Isi Bensin, Ibu Tabrak Petugas SPBU

Diduga lalai dalam mengemudikan kendaraan, Sopir Bus Sugeng Rahayu menabrak pemotor yang berhenti di belakang Bus Mira. Akibat kecelakaan tersebut sepeda motor yang dikendarai korban terlipat.KOMPAS.COM/ Diduga lalai dalam mengemudikan kendaraan, Sopir Bus Sugeng Rahayu menabrak pemotor yang berhenti di belakang Bus Mira. Akibat kecelakaan tersebut sepeda motor yang dikendarai korban terlipat.

Di samping itu, Sony juga mengatakan, kendaraan kecil belum tentu aman jika berada di depan kendaraan besar.

Sebab ditakutkan ketika ada kejadian rem blong atau kendaraan slip, mobil kecil akan dijadikan bumper untuk berhenti. Namun kalau di tanjakan, mobil kecil masih cukup aman jika berada di depan kendaraan besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com