Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Strategis Indonesia di Rantai Pasok Global Kendaraan Listrik

Kompas.com - 18/10/2021, 11:02 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, optimis Indonesia punya peran strategis dalam rantai pasok global perkembangan industri kendaraan listrik.

Hal tersebut lantaran kayanya cadangan nikel serta tingginya bahan baku primer, seperti mangan, aluminium, dan kobalt. Lebih lagi, saat ini kebutuhan akan baterai kendaraan listrik juga sangat meningkat.

Agus mengatakan, ada sembilan perusahaan yang mendukung industri baterai saat ini. Lima perusahaan penyedia bahan baku seperti kobalt murni, nikel murni, endapan hidroksida campuran, dan lainnya, sementara empat lagi perusahaan produsen baterai.

"Dengan demikian, Indonesia mampu mendukung rantai pasok beterai untuk kendaraan listrik mulai dari bahan baku, kilang, manufaktur sel baterai dan perakitan baterai, manufaktur electric vehicle (EV), sampai daur ulang EV," ucap Agus dalam keterangan resminya, Sabtu (16/10/2021).

Baca juga: Solusi Mobil Listrik Murah, Pabrikan Bikin LCGC Bertenaga Baterai

Ilustrasi baterai mobil listrik Nissan Leafassemblymag.com Ilustrasi baterai mobil listrik Nissan Leaf

Lebih lanjut Agus menjelaskan, masa depan kendaraan listrik juga tergantung pada inovasi baterai yang saat ini cenderung tak menggunakan bahan baku nikel, kobalt, dan mangan seperti lithium sulfur serta lithium ferro phosphor yang membuat baterai lebih murah. Termasuk inovasi solid baterai dan pengembangan basis storage hidrogen.

Karenanya, industri baterai di Tanah Air harus mengantisipasi perkembangan teknologi ke depan lantaran bisa membawa dampak pada baterai yang lebih murah, energi yang dihasilkan lebih tinggi, dan waktu pengisian yang singkat.

"Adanya teknologi disruptive battery seperti ini, mengindikasikan ketersediaan nikel, mangan, dan kobalt melimpah tidak menjamin keberhasilan produksi baterai. Pertimbangan biaya dan kemampuan storage dari material baru juga harus diantisipasi," katanya.

Menurut Agus, meskipun di tengah-tengah wabah Covid-19, tapi penjualan baterai kendaraan listrik mengalami peningkatan tiap tahunnya. Diperkirakan penjualan baterai untuk jenis kendaraan penumpang pada 2021 mencapai lebih dari 28 juta unit dengan market share sekitar 30 persen.

Baca juga: Bocoran Harga Avanza Veloz Terbaru, Mulai Rp 250 Jutaan

Mobil listrik DFSK Gelora EKompas.com/Donny Mobil listrik DFSK Gelora E

Pertumbuhan tersebut berdampak pada peningkatan kebutuhan lithium ion battery (LIB) sebesar 1,65 juta GWh pada 2030, serta kebutuhan infrastruktur charging station sekitar 9,89 juta unit pada tahun yang sama.

"Tingginya proyeksi peningkatan populasi kendaraan listrik dunia sedikit banyak dipengaruhi global initiative campaign yang diprakarsai berbagai negara maju dengan kerja sama produsen EV global serta organisasi nirlaba lainnya," ucap Agus.

Sebelumnya, Indonesia sendiri ditargetkan produksi BEV pada tahun 2030 dapat mencapai 600.000 unit untuk roda empat atau lebih, serta 2,45 juta unit untuk roda 2. Guna mendorong pencapaian tersebut, pemerintah memberikan berbagai insentif fiskal dan non-fiskal bagi konsumen.

Baca juga: Muncul Gambar Render Xpander Facelift, Pilih Xpander atau Avanza?

Mulai pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPnBM) sebesar 0 persen pada PP No 74/2021, pajak atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor (BBN-KB) sebesar 0 persen untuk KBLBB di Pemprov DKI Jakarta.

Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar PanjaitanWuling Motors Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan

Selain itu, BBN-KB 10 persen untuk mobil listrik dan 1,5 persen untuk motor diberikan oleh Pemprov Jawa Barat, sampai uang muka minimum 0 persen dan suku bunga rendah untuk mendapatkan kendaraan listrik sesuai Peraturan Bank Indonesia No.22 tahun 2022.

"Produksi kendaraan listrik diharapkan mampu menurunkan emisi CO2 sebesar 2,7 juta ton untuk roda empa atau lebih dan sebesar 1,1 juta ton untuk roda dua," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau