JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), kembali menambah layanan subsidi transportasi umum Teman Bus yang masuk dalam program Buy The Service (BTS) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan, kehadiran bus umum berbasis BTS diharapkan menjadi fasilitas baru masyarakat Banjarmasin untuk menekan kemacetan lalu lintas.
"Menggunakan transportasi umum jadi opsi pertama masyarakat kota yang makin modern. Sistem BTS yang dihadirkan di kota Banjarmasin juga diharapkan mendapatkan satu keistimewaan seperti dibuatnya jalur khusus," kata Budi, dalam keterangan resminya, Kamis (9/9/2021).
Baca juga: Leasing Bisa Menarik Kendaraan Tanpa Mekanisme Pengadilan
Menurut Budi, Banjarbakula yang jadi tempat BTS beroperasi merupakan kawasan aglomerasi yang terdiri dari Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, dan Kabupaten Tanah Laut.
Kemenhub menyediakan 77 unit bus BTS di Banjarbakula yang akan melayani empat rute dengan 195 titik halte. Untuk posisinya terdiri dari :
1. Terminal Km 17 sampai Terminal Simpang empat
2. Taman Siring Km 0 Banjarmasing-Terminal Km 17
3. Terminal Handil Bakti - Terminal Km 6-Simpang Empat Trans
4. Terminal Km 17 Gambut Barakat-Simpang 2 Bantok.
Menurut Budi, persiapan angkutan massal dilandasi dalam Undang Undang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) 2009 pada pasal 158, yakni pemerintah menjamin ketersediaan angkutan massal berbasis jalan untuk memenuhi kebutuhan angkutan orang dengan kendarana bermotor umum di kawasan perkotaan.
Selain itu, ada juga Peraturan Meneteri Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pemberian Subsidi Angkutan Penumpang Umum Perkotaan, yang direalisasi dalam program BTS dengan membeli layanan dari operator melalui standar pelayanan minimal (SPM) yang ditetapkan Kemenhub.
Program BTS sendiri diklaim Budi memiliki dua strategi untuk menekan penggunaan kendaraan pribadi agar bisa mengurangi kemacetan, yakni push dan pull strategy.
"Ini dilakukan untuk mendorong masyarakat keluar dari zona nyaman tidak menggunakan angkutan pribadi. Hal ini memangkas pengaturan ruang jalan, pengaturan ruang parkir, pengaturan waktu," ujar Budi.
Baca juga: PO EPA Star Merilis Empat Bus Baru dari Karoseri Tentrem
Sementara untuk pull strategy, dilakukan guna menarik masyarakat menggunakan bus. Dengan demikian, pemerintah harus menanggung risiko, serta pemerintah memberikan lisensi kepada operator dengan SPM dan mekanisme sanksi, juga memberikan prioritas angkutan agar memiliki layanan yang terbaik.
Direktur Angkutan Jalan Ahmad Yani menjelaskan, perubahan pola pikir demi meningkatkan era lama menuju era baru merupakan intervensi dari pemerintah pusat ke daerah.
Kehadiran BTS juga cukup mendapat respon positif dari masyarakat yang dibuktikan dari jumlah penumpang yang menggunakan transportasi subsidi ini.
"Antusiasme masyarakat terhadap layanan BTS sangat tinggi, di kota-kota sebelumnya sudah mencapai 6.231.839 penumpang," kata Yani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.