Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Influencer Otomotif Jangan Ajarkan Freestyle di Jalan Umum

Kompas.com - 19/08/2021, 09:22 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kasus seperti balapan liar atau melakukan aksi freestyle di jalan raya memang semakin marak dilakukan. Salah satu penyebab dari maraknya aksi seperti ini adalah karena video yang diunggah seorang influencer ke media sosial.

Influencer, seperti namanya bisa memengaruhi orang lain yang menjadi pengikutnya. Tidak jarang, aksi seperti balap liar atau melakukan wheelie di jalan raya kerap diunggah ke media sosial, bahkan diedit agar terlihat lebih keren.

Sayangnya, para pengikut tadi ingin mengikuti aksi yang dilakukan para influencer. Tentu saja ini sangat berbahaya baik untuk diri sendiri maupun orang lain dan sudah tentu melanggar aturan.

Baca juga: Pemprov Jakarta Gelar Pemutihan Denda Plus Diskon Pajak Kendaraan

Banyak pemotor lakukan aksi wheelie di jalan rayaInstagram/@jakartawheeliemaniac Banyak pemotor lakukan aksi wheelie di jalan raya

Head of Safety Riding Promotion Wahana Agus Sani mengatakan, para pengikut yang masih remaja, kadang tidak melihat baik buruknya sebuah aksi yang dilakukan. Mereka hanya ikut-ikutan saja karena sedang mengetren.

“Saran saya untuk para influencer sebaiknya turut membantu mengurangi angka kecelakaan di jalan dengan memberikan edukasi yang baik dan aman dalam berkendara. Sehingga dapat diikuti oleh followers setianya," ucap Agus kepada Kompas.com, Selasa (17/8/2021).

Jangan sampai mengunggah konten yang kurang baik, karena bisa dicontoh para pengikutnya. Tidak jarang aksi yang dilakukan tadi ketika diikuti malah merugikan diri sendiri atau orang lain yang tidak bersalah.

Baca juga: Ada Diskon dan Hapus Sanksi Pajak Kendaraan untuk Warga Jakarta

“Jika memang mereka freestyler, maka harus memuat edukasi bahwa aksi tersebut hanya boleh dilakukan di tempat yang aman dan bukan di jalan raya. Selain itu juga menggunakan perlengkapan lengkap agar menjadi manfaat bagi masyarakat yang melihatnya” kata Agus.

Agus mengatakan, membatasi konten yang dilihat di media sosial memang tergantung dari orangnya. Untuk yang sudah dewasa, mungkin tahu mana yang baik dan buruk, sedangkan untuk remaja lebih sulit, karena mereka lebih ingin eksis dan dilihat orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com