Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Kebanyakan Kendaraan Niaga Berpenggerak Roda Belakang?

Kompas.com - 23/07/2021, 17:01 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kendaraan niaga merupakan sebuah alat perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Contoh kendaraan niaga misalnya seperti pikap, truk, bus, bahkan blind van.

Jika diperhatikan, kebanyakan kendaraan niaga yang beroperasi di Indonesia menggunakan penggerak roda belakang, alias Rear Wheel Drive (RWD). Jadi roda depan hanya sebagai pengarah laju kendaraan, bukan sebagai penggerak.

Lalu mengapa kendaraan dengan penggerak roda belakang ini banyak digunakan untuk keperluan niaga?

Baca juga: Upgrade Kijang Innova Lama Jadi Model Baru, Cuma Rp 15 Jutaan

Gran Max Pick UpKompas.com/Fathan Radityasani Gran Max Pick Up

Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor Didi Ahadi mengatakan, kalau penggerak roda depan identik dengan menarik, sedangkan RWD mendorong. Apalagi jika diberikan beban yang ada di bagian belakang kendaraan.

“Hampir semua kendaraan komersial (niaga) penggerak roda belakang. Jadi beban yang ada di belakang menumpu pada roda penggerak,” ucap Didi kepada Kompas.com, Jumat (23/7/2021).

Selain itu, salah satu keuntungan dari penggerak roda belakang adalah kemampuan menanjaknya ketika membawa beban.

Penggerak roda belakang bisa dibilang lebih mudah melewati tanjakan saat membawa beban dibanding penggerak depan.

Baca juga: Honda MSX 125, Motor Mungil yang Digemari Orang Dewasa

“Kalau penggerak depan dan beban terpusat di bagian belakang, kemungkinan bisa terjadi selip (tergantung kondisi jalan),” kata Didi.

Kemudian soal efisiensi, Didi mengatakan kalau kendaraan penggerak roda belakang lebih mudah dalam perawatan. Misalnya seperti mengganti kampas kopling, kendaraan penggerak roda belakang lebih mudah daripada penggerak depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com