JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah RI melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah berupaya menggenjot penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai pada kendaraan bermotor roda dua.
Salah satunya dengan melakukan modifikasi motor berbahan bakar minyak menjadi kendaraan listrik sehingga target program percepatan elektrifikasi nasional hingga 2030 bisa tercapai.
Demikian diungkapkan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (EBTEKE) ESDM Dadan Kusdiana dalam diskusi virtual, Kamis (20/5/2021).
Baca juga: Aturan Konversi Motor Listrik Dianggap Rumit, Ini Kata Elders Garage
"ESDM sendiri sekarang sedang inisiasi untuk modifikasi dari kendaraan motor roda dua. Kami sedang memastikan aspek keamanan dan lainnya lolos di Kementerian Perhubungan," ujar dia.
Berdasarkan hasil uji coba secara internal, kata Dadan lagi, pihak ESDM telah mendapatkan hasil positif akan konversi tersebut. Hanya saja untuk diterapkan secara luas, perlu berbagai persiapan.
Di samping memastikan dari aspek keamanan, Kementerian ESDM juga tengah mengkaji dari aspek keekonomian harga. Sebab, perkiraan biaya konversi ialah Rp 5-6 jutaan.
"Kami juga sedang optimalisasi dari harga. Berapa sebetulnya harga paling layak di masyarakat kalau ingin lakukan modifikasi kendaraan bermotornya," ujar Dadan.
Menurutnya, minat masyarakat untuk melakukan modifikasi terhadap kendaraannya cukup tinggi. Menurut survei yang dilakukan Kementerian ESDM, terdapat 5 juta - 6 juta kendaraan bermotor roda dua yang bersedia untuk dimodifikasi menjadi kendaraan listrik.
Baca juga: Lamborghini Siap Beralih ke Mobil Listrik pada 2024
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan dengan pertumbuhan kendaraan bermotor yang tinggi, ketergantungan terhadap bahan bakar minyak atau BBM pun terus meningkat.
Rata-rata konsumsi perharinya, mencapai 1,2 juta barel dan sebagian besar merupakan produk impor. Untuk itu, Kementerian ESDM sedang menyusun strategi besar penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
Dengan penggunaan 2 juta unit mobil listrik dan 13 juta unit motor listrik, penghematan devisa dari penurunan impor BBM ditaksir sekitar Rp 25,4 triliun. Tak sampai di sana, emisi karbon pun dapat ditekan mencapai 11,1 juta ton.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.