Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rem Truk Sering Dicap Blong, Kadang Hanya Asumsi

Kompas.com - 29/04/2021, 08:02 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Produsen truk Hino mengatakan, kecelakaan yang melibatkan truk kerap dicap karena rem blong. Tapi, sebetulnya tidak melulu kecelakaan truk terjadi karena rem blong, tapi faktor lain.

Irwan Supriyono, After Sales Director PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI), mengatakan, hasil temuan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), mengungkap rem tak bekerja karena sopir salah mengoperasikan rem saat jalan menurun.

Baca juga: Kendala Penerapan Standar Emisi Euro 4 bagi Pengusaha

"Kalau ada kecelakaan disebut karena rem blong. Ini saya bicara hasil KNKT, itu sebagian besar karena salah pengoperasian saat jalan turun karena muatan lebih," kata Irwan dalam acara bincang-bincang Forwot, Rabu (28/4/2021).

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo meninjau langsung kecelakaan yang terjadi di Jalan Gelora II, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Sabtu (27/3/2021) malam.Dok. Polda Metro Jaya Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo meninjau langsung kecelakaan yang terjadi di Jalan Gelora II, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Sabtu (27/3/2021) malam.

Irwan menjelaskan, saat kecepatan tinggi ada energi kinektik. Dalam hal ini truk yang bermuatan memiliki beban dikalikan dengan kecepaan. Makin tinggi kecepatan dan beban makin besar energinya.

"Saat (truk) coba disetop dari rem kaki, energi kinetik jadi panas, energi panas itulah yang menyebabkan (kemudian) sangat panas, koefisiennya jadi nol. (Rem) jadi seperti kaca," katanya.

"Setelah break fade (kurangnya daya pengereman), tidak ada, diinjak terus (remnya) akhirnya anginnya habis, mau mengubah gigi dari kecepataan tinggi ke rendah tidak bisa, kadang jadi netral dan makin kenceng. Itu yang sering kejadian," katanya.

Irwan mengatakan, kerap terjadi setelah ada kecelakaan yang melibatkan truk dan diduga karena rem blong, setelah dicek rem dalam kondisi baik.

"Saat kita cek rem bagus, rem kalau sudah dingin bagus, kalau panas beda lagi, jadi prosedur itu yang tidak dilakukan," katanya.

Baca juga: Promo Khusus Isuzu Jelang Lebaran

Polisi olah TKP kecelakaan truk Pertamina yang melibatkan mobil Calya dan menewaskan 3 orang di Tol Wiyoto Wiyono KM 5 arah Cawang, Jakarta Timur, Rabu (24/7/2019).DEAN PAHREVI/KOMPAS.com Polisi olah TKP kecelakaan truk Pertamina yang melibatkan mobil Calya dan menewaskan 3 orang di Tol Wiyoto Wiyono KM 5 arah Cawang, Jakarta Timur, Rabu (24/7/2019).

Banyak rem

Irwan menjelaskan, pada truk ada beberapa jenis rem. Pertam yaitu rem utama, kemudian ada engine brake dan exhaust brake.

Agar pengereman maksmimal maka sopir truk mesti paham dan mengerti cara menggunakan ketiga rem tersebut.

"Banyak hal (kecelakaan) terjadi di jalan menurun sama. Harus ada posedurnya," katanya.

"Di truk ada engine break, rem kaki dan exhaust brake yaitu menutup aliran knalpot. Gas buang ditutup sebagian 20-30 persen. Karena ditutup tekanan mesin tinggi, kinerja piston dihambat," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com