JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan tengah membentuk konsorsium industri baterai kendaraan bermotor listrik yang terintegrasi dari hulu sampai hilir.
Terdiri dari PT Mining Industri Indonesia (Mind ID), PT Aneka Tambang Tbk (Antam), Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero), perkumpulan tersebut bakal diberi nama PT Industri Baterai Indonesia (IBI).
"Bila sesuai target, mungkin tidak akan lama lagi terjadi, sebulan sampai dua bulan selesai," kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga dalam konferensi virtual belum lama ini.
Arya menilai pembentukan holding baterai sangat penting agar bisa segera implementasi strategi yang telah disusun, termasuk tindaklanjut pengembangan industri baterai dengan CATL dari China, dan LG Chem dari Korea Selatan.
Hanya saja, belum diinformasikan mengenai kapasitas dan rencana detil perusahaan tersebut. Tetapi, masing-masing BUMN yang terlibat bakal memiliki kepemilikan sebesar 25 persen.
Rencananya, melalui perusahaan gabungan ini bisa diproduksi baterai listrik hingga total daya 195 giga watt (GW) dengan mengonsumsi 150.000 ton nikel per tahun.
Tapi pada tahapan pertama dipatok hanya 33 GW produksi baterai listrik hingga 2030.
"Nilai investai untuk 33 GW sekitar 13 miliar dolar AS. Bila naik 70 persen atau 140 GW di tahap kedua, nilai investasi bisa mencapai 17 miliar dolar AS," kata Komisaris Utama Mind ID Agus Tjahajana Wirakusumah.
Sehingga, Tanah Air bisa melepaskan diri dari ketergantungan sumber daya seperti bahan bakar minyak yang berdampak langsung terhadap ekonomi nasional.
"Kita tidak lagi kita menjual bahan baku, tapi nantinya kita akan menjual barang jadi yaitu namanya baterai kendaraan listrik," ucap Arya.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/03/06/140149615/holding-bumn-baterai-kendaraan-listrik-segera-terbentuk