JAKARTA, KOMPAS.com – Belum lama ini terjadi kecelakaan tunggal satu unit bus PO Sudiro Tungga Jaya di Jalan Tol Pejagan – Pemalang KM 292 arah Tegal Brebes, Sabtu (9/1/2021). Menurut kabar, tidak ada korban jiwa pada kecelakaan ini.
Kondisi jalan tol yang basah dikabarkan menjadi penyebab bus kehilangan kendali dan menabrak pembatas jalan. Selain itu, bodi bus juga melintang sehingga menghalangi jalan dan lalu lintas terhambat.
Lalu bagaimana sebuah bus yang berat dan besar ini kehilangan kendali saat sedang beroperasi?
Baca juga: Menu Mobil Bekas Rp 50 Jutaan, Ada CR-V, Stream sampai BMW
View this post on Instagram
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, penyebab terjadinya kecelakaan di jalan yang basah tadi bisa disebabkan karena ban selip, tidak mampu mencengkeram dengan baik terhadap jalan.
“Ban adalah satu-satunya tumpuan kendaraan ke jalan, hanya 10 persen dari telapak ban yang menyentuh aspal. Sehingga mudah sekali selip karena gaya mengemudi yang agresif,” ucap Sony kepada Kompas.com, Minggu (10/1/2021).
Sony mengatakan, sebaik-baiknya pengemudi, melakukan antisipasi saat ban bus mengalami selip bukanlah hal yang mudah. Karena kendaraan dirancang dengan segala keterbatasannya dan tidak pada kondisi selip atau out of control.
Baca juga: Mengenal Sejarah Toyota Kijang di Indonesia, dari Buaya Hingga Innova
“Kalaupun ada pengemudi yang pernah berhasil menangani ban bus yang selip, itu karena keberuntungan semata, lain kali belum tentu bisa selamat,” kata Sony.
Pengemudi bus seharusnya paham pentingnya menentukan batas kecepatan dan agresivitas saat mengemudi. Apalagi melihat kondisi jalan yang basah, sehingga sangat rawan terjadinya kecelakaan.
Perhatikan Kembangan Ban saat Melintas di Jalan Basah
Ban yang digunakan pada kendaraan umumnya memiliki telapak atau yang lebih dikenal dengan kembang ban.
Komponen ini memiliki fungsi yang cukup penting terutama saat melewati jalan basah ataupun banjir.
On Vehicle Test PT Gajah Tunggal Tbk, Zulpata Zainal, mengatakan, kembangan pada ban berfungsi untuk membelah air. Jika sudah botak, ban tidak akan berfungsi secara maksimal.
“Kalau air tidak tersalurkan, bisa menyebabkan ban selip saat melewati genangan. Oleh karena itu, ban yang baik untuk mengusir air adalah yang memiliki alur sampai bagian bibir ban,” ujar Zulpata saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/7/2020).
Untuk melihat kondisi kembangan ban masih dalam atau tidak, bisa dilakukan pengecekan pada Tread Wear Indicator (TWI) yang terletak pada bagian tengah tapak ban. Posisi TWI ditunjukkan oleh segitiga kecil yang berada pada dinding ban.
“Kalau ban sudah terkikis sampai mengenai TWI-nya, sebaiknya dilakukan penggantian. Jika tidak, faktor keamanan dan kenyamanan ban akan berkurang dikarenakan kembangan sudah terkikis,” kata Zulpata.
Ia menyarankan untuk pemilik kendaraan sebaiknya jangan menunda untuk mengganti ban yang botak, terutama saat musim hujan.
“Sebab, ban merupakan komponen yang sangat penting dan berpengaruh pada keselamatan si pengendara,” ucap Zulpata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.