Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Merawat Baterai pada Motor Listrik Supaya Lebih Awet

Kompas.com - 15/12/2020, 12:02 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepeda motor listrik mulai membanjiri pasar di indonesia. Pemainnya beragam, mulai dari merek impor sampai produsen sepeda kayuh lokal yang beralih mencoba bisnis baru ini.

Satu komponen yang menjadi utama apda motor listrik ini, adalah baterai sebagai catu daya utama. Untuk itu baterai perlu diperhatikan supaya kemampuan menyimpan energi tidak mudah turun.

Hendro Sutono, peggiat motor listrik dan juru bicara Komunitas Sepeda Motor Listrik (Kosmik), mengatakan, ada beberapa trik supaya kualitas baterai motor listrik tidak cepat turun atau bocor.

Baca juga: Menangkis Keraguan Menggunakan Motor Listrik Sehari-hari

"Kalau di baterai lithium ion kita pakai baterai yang punya kapasitas besar. Sehingga beban kerja baterai kecil. Ampere-nya yang besar," kata Hendro kepada Kompas.com, Minggu (15/12/2020).

Motor listrik United T1800Foto: APHIT McKlein Motor listrik United T1800

1. Charger

Waktu pengisian daya motor listrik membutuhkan waktu tidak sebentar. Adapun saat ini sistem swap atau tukar pakai baterai yang dianggap sebagai solusi masih sangat terbatas.

Untuk itu mudahnya ialah menggunakan fast charging atau pengisian daya cepat. Dalam waktu singkat baterai akan terisi penuh dari posisi kosong. Tapi hal itu justru tidak dianjurkan.

"Gunakan charger yang tidak terlalu besar dayanya. Kalau kita bicara fast charging artinya kita memaksakan suatu energi yang besar ke dalam baterai dalam waktu singkat. Artinya baterai dipaksa menyerap energi besar dalam waktu singkat. Sehingga baterai akan cepat lelah," katanya.

"Makanya di kendaraan listrik, yang slow itu jatuhnya justru lebih bagus kalau menurut kami (Kosmik). Fast charging yang memaksakan dalam setengah atau sejam langsung penuh hingga 80 persen itu akan cepat merusak baterai," kata Hendro.

Baca juga: Begini Rasanya Tunggangi Motor Listrik Rakitan Indonesia, United T1800

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membonceng ajudannya mengendarai sepeda motor listrik merek U-Winfly warna merah hitam di Institut Teknologi 10 November (ITS), Surabaya, Jawa Timur, Selasa (25/2/2020).Dok. Pemkot Surabaya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membonceng ajudannya mengendarai sepeda motor listrik merek U-Winfly warna merah hitam di Institut Teknologi 10 November (ITS), Surabaya, Jawa Timur, Selasa (25/2/2020).

2. Jangan sering main gas

Hendro mengatakan, kebiasaan main gas atau bahkan "blayer" bukan saja bikin boros, tapi juga mengurangi umur dan kualitas baterai menyimpan listrik.

"Semakin kita sering main gas pertama selain boros, kedua memaksa baterai bekerja lebih keras karena pada saat itu energi baterai ditarik oleh controller. Kalau kita terlalu sering ngegas, controller memaksa baterai bekerja lebih keras," katanya.

Karena itu, kata Hendro, suka tidak suka efisiensi pengendaraan akan bertumpu pada konsep eco driving.

"Kalau cara  ngegas kita halus dan linier, kerja baterai lebih ringan dan memperpanjang kinerja baterai," katanya.

Honda PCX EV yang dipamerkan di ajang Tokyo Motor Show 2017Motoris.id Honda PCX EV yang dipamerkan di ajang Tokyo Motor Show 2017

3. Jangan tunggu kosong

Hendro mengatakan, setiap baterai punya titik terendah sebelum diisi ulang. Jika sering dicas di bawah itu membuat baterai mudah bocor.

"Jangan isi waktu benar-benar kosong. Titik terendah untuk dicas itu biasanya di 20 persen. Sebelum 20 persen dicas. Apalagi kalau kita pakai lithium, baterai lithium ion sebaiknya malah dicas kapan saja. Sebelum kosong kita sudah isi," katanya.

Konsepnya kata Hendro tidak jauh beda seperti saat mengisi ulang daya baterai ponsel.

"Sama seperti baterai ponsel kita yang lithium, beda dengan baterai ponsel dulu yang masih Nickel-metal Hydride (Ni-MH). Dulu kita cas sebaiknya kosong baru dicas, kalo sekarang sebaiknya dicas sebelum turun," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau