Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Mobil Harus Diajak Ngebut untuk Jaga Performa Mesin?

Kompas.com - 26/11/2020, 11:02 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Memacu kendaraan dalam kecepatan tinggi ternyata perlu sesekali dilakukan oleh para pemilik mobil. Tujuannya untuk menghilangkan endapan karbon yang menumpuk di ruang pembakaran.

Dealer Technical Support Dept Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, penumpukan endapan karbon bisa terjadi pada mobil yang terus-menerus berjalan pelan. Contohnya, pengguna mobil di Jakarta.       

Baca juga: Perbedaan Lexus UX Biasa dan UX 300e yang Full Electric                    

“Dengan kondisi jalan di Jakarta yang macet dan mobil hanya dijalankan pada RPM rendah dapat menyebabkan penumpukan karbon di ruang pembakar mesin,” ujar Didi belum lama ini kepada Kompas.com.

Ilustrasi mesin mobil.KompasOtomotif-Donny Apriliananda Ilustrasi mesin mobil.

Menurut Didi, masalah yang bisa muncul dari penumpukan endapan karbon adalah mesin brebet. Bila masalah itu tak kunjung diatasi, pemilik bisa mengeluarkan biaya mahal untuk tune-up mesin.

Baca juga: Tantang Harley-Davidson, Honda Rilis Rebel 1100                   

Untuk itu, Didi menyarankan pemilik mobil untuk sesekali memacu kendaraan dalam kecepatan tinggi.

Tentu mengacu pada kecepatan maksimal peraturan lalu lintas dan sebaiknya dilakukan di jalan tol. Di jalan tol, kendaraan dapat dipacu pada kecepatan maksimal 100 kpj.

“Tidak perlu tune-up berbiaya mahal. Cukup sekali-kali di ajak ngebut untuk menghilangkan dan membakar karbon yang menumpuk,” kata Didi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com