JAKARTA, KOMPAS.com - Anggapan mengenai oli mesin bisa menjadi basi atau kedaluwarsa, hingga saat ini masih banyak diperbincangkan. Kondisi tersebut dinilai bisa terjadi bila oli yang sudah dibeli terlalu lama disimpan atau didiamkan.
Lantas apakah benar demikian, menjawab hal ini Nurdin ST, Technical Specialis PT Pertamina Lubricants, mengatakan kondisi tersebut bisa saja terjadi. Hal ini karena memang oli mesin yang tak digunakan atau masih dalam kemasan memiliki usia.
Namun demikian, kondisi tersebut bukan dinamakan kedaluwarsa, karena menurut Nurdin memang beda konteks atau terminologinya.
Baca juga: Interval Ganti Oli yang Baik, dari Jarak atau Waktu?
"Kalau kedaluwarsa itu makanan atau obat-obatan, jadi beda. Pada intinya semua produk yang menyangkut teknologi kimia termasuk turunan petroleum memiliki validity period, pada bidang lubricant, dikenal dengan sebutan lubricant shelf life, jadi bukan kedaluwarsa," ucap Nurdin kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Nurdin menjelaskan, lubricant shelf life atau validity period, merupakan rentang waktu rata-rata dimana sifat fisika, kimia, maupun untuk kerja atau performa dari pelumas tersebut masih sesuai.
Hal ini berlaku hanya untuk pelumas yang statusnya belum terpakai atau masih dalam kemasan. Untuk ketahanan atau panjang dari shelf life sendiri, menurut Nurdin tergantung pada jensi oli dasarnya atau base oil, jenis adiktif yang digunakan, serta yang tak kalah penting adalah masalah penanganan dan prosedur penyimpanannya.
"Pada oli yang masih dalam kemasan, penanganan dan penyimpanan itu sangat penting untuk diperhatikan. Keduanya yang sangat mempengaruhi shelf life dari pelumas tersebut. Untuk rata-ratanya sendiri, untuk jenis mineral oil shelf life-nya itu direntang 3 sampai 7 tahunan," kata Nurdin.
Baca juga: Benarkah Kualitas Oli Mesin Berdampak pada Efisiensi Bahan Bakar?
Untuk itu, agar oli memiliki kualitas yang baik meski belum digunakan, baiknya perlu memperhatikan proses penanganan dan penyimpanannya. Caranya adalah dengan memastikan bila kemasan tidak rusak dan tidak terkontaminasi dengan hal-hal lain, apalagi air.
Selain itu, jangan membiarkan kemasan oli dalam kondisi terbuka untuk waktu yang lama. Bila sudah terbentuk pelumas berwarna susu atau tidak berwarna seperti pelumas biasanya, maka bisa dipastikan oli tersebut sudah tidak baik atau bahkan menjadi indikasi bila oli itu adalah palsu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.