JAKARTA, KOMPAS.com – Penjualan BBM jenis Premium tahun ini diperkirakan akan lebih rendah ketimbang tahun lalu. Ada beberapa penyebab yang menyebabkan bahan bakar dengan nilai oktan 88 ini mengalami penurunan konsumsi.
Awalnya, PT Pertamina (Persero) memperkirakan konsumsi Premium sampai akhir tahun mencapai 8,7 juta kilo liter.
Namun konsumsi Premium tahun ini diperkirakan lebih rendah 21 persen dari kuota awal, yang ditetapkan pada awal tahun sebesar 11 juta kilo liter.
Baca juga: Kasus Mobilio Lawan Xpander, Pentingnya Soft Skill Sebelum Bisa Nyetir
CEO Commercial and Trading Subholding Pertamina Mas’ud Khamid, mengatakan, salah satu sebab rendahnya konsumsi Premium adalah pandemi Covid-19 yang berdampak di Indonesia.
Seperti diketahui pada April dan Mei 2020, sejumlah daerah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Kondisi ini membuat aktivitas masyarakat terhenti, sejumlah perkantoran menerapkan kerja dari rumah, begitu juga berbagai aktivitas lain yang mesti absen, sehinga membuat penjualan BBM menurun.
Baca juga: Jasa Marga Tutup Sebagian Lajur Tol Jakarta-Cikampek
Mas’ud juga mengatakan, kampanye dari Pertamina untuk menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan turut membuat konsumsi Premium menurun.
“Hingga September 2020, realisasi penjualan Premium sebesar 6,7 juta kilo liter. Prognosa sampai akhir tahun diperkirakan 8,7 juta kilo liter dari kuota tahun ini 11 juta kilo liter,” katanya, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI (5/10/2020).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.