Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Memakai Bensin yang Tak Sesuai untuk Mesin

Kompas.com - 13/09/2020, 12:21 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap produsen mobil atau sepeda motor pasti memberikan rekomendasi bensin yang sesuai dengan kendaraan. Sehingga pemilik tidak memakai bensin dengan RON lebih tinggi atau lebih rendah.

Pertamina Sales Area Manager Retail Banten, Probo Prasiddhahayu, mengatakan, ada efek menggunakan BBM dengan nilai oktan yang yang tidak sesuai peruntukan mesin, yakni efek jangka pendek dan jangka panjang.

"Dalam jangka pendek tentunya kita akan merasakan kurangnya tenaga yang tidak optimal, dan ada kompalin katanya irit tapi kenapa jadi lebih boros," kata Probo dalam video telekonferensi, Jumat (11/9/2020).

Baca juga: Kendaraan Pakai Octane Booster Bensin, Berefek Atau Tidak Sih?

Petugas SPBU menggunakan alat pelindung wajah saat melayani pengendara di SPBU Pertamina 31.128.02 di Jl. Letjen M.T. Haryono, Jakarta Timur, Senin (1/6/2020). Penggunaan alat pelindung wajah (Face Shield) tersebut sebagai salah satu upaya untuk melindungi diri saat berhubungan langsung dengan pengendara dalam pencegahan penyebaran COVID-19.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Petugas SPBU menggunakan alat pelindung wajah saat melayani pengendara di SPBU Pertamina 31.128.02 di Jl. Letjen M.T. Haryono, Jakarta Timur, Senin (1/6/2020). Penggunaan alat pelindung wajah (Face Shield) tersebut sebagai salah satu upaya untuk melindungi diri saat berhubungan langsung dengan pengendara dalam pencegahan penyebaran COVID-19.

Selain lebih boros, Probo menyebut efek lain yang bisa terjadi ialah mesin menjadi berisik.

"Mesin tersendat, ini harus dibenerin di tune up. Sebenarnya bukan tune up-nya tetapi bahan bakarnya yang tidak beres. Ketika di betulin dan sebagainya ada oksidasi ada kerak dan lainnya. Otomatis biaya perawatan yang tadinya cuma servis berkala ganti oli, akhirnya berdampak pada perawatan mesin yang lebih mahal," katanya.

Adapun efek jangka panjang, Probo menyebut pemakaian bensin dengan oktan yang terlalu tinggi atau rendah dapat mempengaruhi daya tahan mesin.

Baca juga: Masih Jual Bensin Premium, Pertamina Sebut Ini Tugas dari Pemerintah

"Jangka panjangnya lebih parah lagi seperti rusak piston, ada kerak yang turun ke mesin tapi belum waktunya, sehingga durability dari mesin juga berpengaruh gara-gara penggunakan kendaraan tidak sesuai dengan RON itu tadi," katanya.

Ilustrasi servis di bengkel mobil CARfixCARfix Ilustrasi servis di bengkel mobil CARfix

"Belum lagi kaitannya dengan dampak, efek, gas buang kendaraan dari pembarakan yang tidak sempurna, mungkin kita tidak langsung melihat dampaknya tapi kita bisa lihat langit Jakarta yang semakin pekat semakin kita tidak bersahabat," kata Probo.

RON sendiri merupakan kependekkan dari research octane number. RON merupakan angka yang menunjukan seberapa tinggi tekanan yang akan diberikan sampai pada akhirnya bahan bakar akan terbakar secara spontan.

"Mesin-mesin dengan kompresi tinggi membutuhkan bahan bakar dengan angka RON yang tinggi, informasi kebutuhan ron kendaraan biasanya ada dalam buku manual," ucap Probo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau