Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas Overload, Begini Cara Menghitung Bobot Maksimum Mobil

Kompas.com - 02/08/2020, 18:21 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Momen libur seperti ini kerap dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk mudik menggunakan mobil pribadinya karena dinilai memiliki lebih banyak keuntungan.

Selain lebih efisien, pemudik juga bisa leluasa dalam membawa barang bawaan menuju kampung halaman atau saat balik kembali ke kota.

Masalahnya, kebanyakan orang lupa diri dalam memperhitungkan barang bawaan. Sehingga tanpa banyak berpikir kerap memasukan sebanyak-banyaknnya tanpa pedulikan bobot maksimal dari kendaraan tersebut.

Dealer Technical Support Dept. Head PT TAM, Didi Ahadi, mengatakan, kondisi kelebihan muatan memang kerap terjadi saat musim mudik karena minimnnya perhatian pemudik saat membawa barang. Kondisi ini akan sangat fatal karena membuat mobil overload.

Baca juga: Tangan Berkeringat Bisa Bikin Lapisan Setir Mobil Rusak

“Parahnya lagi bisa menimbulkan risiko saat dikendarai, seperti handling mobil yang berkurang, jarak pengereman yang mengalami degradasi. Apalagi bagi yang melintas ruas tol yang didominasi dengan lintasan lurus, akan sangat berbahaya ketika asal tancap gas dalam kondisi bobot mobil berlebih,” ujar Didi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (2/8/2020).

Sejumlah kendaraan melintasi Tol Jakarta-Cikampek di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (21/12/2019). PT Jasa Marga Tbk memprediksi selama libur panjang Natal dan Tahun Baru diperkirakan ada 479.049 kendaraan melintas di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek bawah maupun layang, dengan tujuan Bandung 51 persen dan Trans Jawa 49 persen. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/ama.ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah Sejumlah kendaraan melintasi Tol Jakarta-Cikampek di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (21/12/2019). PT Jasa Marga Tbk memprediksi selama libur panjang Natal dan Tahun Baru diperkirakan ada 479.049 kendaraan melintas di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek bawah maupun layang, dengan tujuan Bandung 51 persen dan Trans Jawa 49 persen. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/ama.

Didi melanjutkan, sebaiknya pemilik mobil melihat buku panduan mengenai bobot maksimal yang bisa ditampung mobilnya.

“Melalui keterangan tersebut, pemilik mobil bisa memprediksi muatan barang yang akan dibawa dalam perjalanan, dan perlu diingat jangan hanya bobot barang saja tetapi juga memperhatikan seberapa banyak penumpang yang ikut,” katanya.

Baca juga: Seperti Mobil, Bus Juga Ada yang Melakukan Facelift

Biasanya, payload dari sebuah mobil bisa dilihat dari berat kosong dan kotor. Dari keterangan masing-masing tersebut tinggal dikurangi, dan jumlahnya akan menjadi hasil maksimal daya angkut mobil.

Misal, mobil memiliki berat kotor 2.250 kg dan kosong sekitar 1.850 kg, maka jumlah beban yang dapat diangkut sebesar 400 kg. Dari jumlah tersebut, pemilik kendaraan tinggal mengukur bobot barang bawaan serta memprediksi berat badan dari masing-masing penumpang.

“Usahakan barang yang tidak penting dikurangi, perlu diingat selain risiko fatal, berkendara dengan muatan banyak bisa merugikan dari sisi efisiensi bahan bakar juga mengurangi kenyamanan di dalam kabin bagi penumpang,” tutur Didi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau