JAKARTA, KOMPAS.com - Para pemilik sepeda motor baru biasanya dianjurkan untuk menghabiskan masa inreyen terlebih dahulu sebelum mengendarai kendaraannya dengan normal.
Namun, meski ada kemajuan teknologi pada industri sepeda motor, apakah masa inreyen ini masih perlu dijalankan pemilik?
Inreyen atau masa brek-in, di mana komponen-komponen pada mesin motor sedang dalam masa penyesuaian. Jadi, bukan hanya pengendaranya yang butuh adaptasi, tapi komponen pada mesin juga beradaptasi.
Kepala Mekanik AHHAS DAM, Wahyudin, mengatakan, inreyen pada motor-motor yang kapasitas mesinnya kecil sebetulnya sudah tidak diperlukan lagi.
Baca juga: Kenali Tanda-tanda Transmisi Mobil Matik yang Mulai Rusak
“Bisa langsung digunakan, hanya saja jika mau naik kecepatan, percepatannya harus lambat. Sebab, piston dan boring pada mesin sekarang ini sudah dibuat siap pakai. Celahnya sudah dibuat besar,” ujar Wahyu kepada Kompas.com.
Selain itu, inreyen dilakukan agar sisa-sisa logam berupa serpihan-serpihan logam yang ada dalam mesin berukuran sangat kecil bisa dibersihkan.
Terutama setelah komponen tersebut selesai diproduksi, biasanya akan dicelupkan ke dalam oli pengawet agar tidak mudah teroksidasi akibat kelembaban yang mungkin terjadi pada saat proses distribusi dari pabrik pembuatan komponen (vendor) ke pabrik perakitan motor (manufacture).
Baca juga: Penyebab Oli Matik pada Mobil Berkurang
Untuk mencegah rusaknya komponen motor saat digunakan pertama kali, partikel-partikel sisa serpihan logam dan oli pengawet ini harus dibersihkan secara manual saat masa inreyen.
Motor dengan kapasitas mesin 250 cc ke atas, disarankan Wahyu untuk melakukan inreyen. Sebab, jika tidak keusan di silinder bisa tidak merata akibat kenaikan panas yang terlalu cepat.
“Inreyen itu paling sedikit sampai 250 km, paling lama 500 km. Sepengalaman saya seperti itu, sebab setiap pabrikan motor besar punya rekomendasi sendiri, bisa dilihat di buku manualnya,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.