JAKARTA, KOMPAS.com - Menghadapai fase new normal, asosiasi ojek online (ojol) yang tergabung dalam Gabungan Aksi Roda Dua Indonesia (Garda Indonesia), rupanya telah menyiapkan beberapa protokol kesehatan untuk mengangkut penumpang.
Protokol tersebut dibuat dan dirancang sendiri oleh Garda Indonesia dengan mangadopsi beberapa aturan kesehatan, tanpa ada campur tangan dari pihak pemerintah apalagi aplikator.
Bahkan, aturan yang mewajibkan penumpang untuk membawa helm sendiri pun sudah lebih dulu dicetuskan sebelum dimasukan sebagai salah satu point dalam panduan menghadapi kenormalan baru yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Baca juga: Aturan Penumpang Bawa Helm Sendiri, Ini Kata Asosiasi Ojol
"Untuk helm itu sudah kami terapkan dari awal Covid-19 mulai masuk Indonesia. Kita minta penumpang berinisiatif, sama-sama menjaga kebersihan dan kesehatan agar tidak tertular, dan sekarang kami masukan jadi protokol yang kami akan terapkan menuju new normal," ucap Ketua Presidium Nasional Garda Indonesia Igun Wicaksono, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (28/5/2020.
Takbhanya sekadar helm, protol yang disiapkan Igun bersama rekan-rekannya juga terbilang inovatif. Untuk benar-benar menjaga kebersihan, asosiasinya juga sedang mencanangkan basic hygiene.
Hal ini dilakukan sebagai langkah preventif baik bagi pengemudi maupun penumpang yang akan menggunakan jasa ojol dalam mencegah penularanan Covid-19.
"Itu (basic hygiene) intinya kita higienis, termasuk juga penumpang. Kita ingin antara ojol dan penumpang menjaga kesehatan, jadi sama-sama melindungi. Teman-teman sudah ada yang mulai melakukan, seperti menyediakan hand sanitizer bagi penumpang dan lainnya," ujar Igun.
Baca juga: Tanpa SIKM, Pemudik Bisa Masuk Jakarta Setelah 7 Juni 2020
"Nanti sebagai prosedur standar, kami juga akan membuat partisi khusus, jadi penumpang bisa benar-benar terlidungi minim sentuhan," kata dia.
Ketika menanyakan apakah protokol ini sudah disetujui oleh Kementerian Kesehatan, Igun hanya menjelaskan bila pihaknya sudah membuka suara ke pada pihak Kementerian Perhubungan dan juga Ketuga Gugus Tugas Penanganan Covid-19. Tapi memang belum ada respon resmi dari keduanya.
Sementara dari sisi aplikator sendiri, sejauh ini justru tak ada perhatian khusus bagi mitranya. Penerapan mengenai fase new normal serta di mana masih banyak ojol yang beroperasi saat pandemi, menurut Igun aplikator hanya sebatas normatif saja.
Baca juga: Mungkinkah Bus Suites Class Jadi Standar Era New Normal?
"Sudah kita bicarakan, tapi memang belum ada seperti apa. Intinya ini jadi inisiatif dan kesiapan kami dalam menghadapi new normal. Untuk aplikator tidak ada perhatiannya, kalau pun ada hanya terbatas dan normatif saja, jadi ini benar-benar berangkat dari kami bukan mereka," kata Igun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.