Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Masuk Jurang, Pengalaman Pengemudi Penting di Jalur Sumatera

Kompas.com - 24/12/2019, 14:42 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pada Selasa (24/12/2019) dini hari, Bus Sriwijaya tujuan Bengkulu-Palembang mengalami kecelakaan masuk ke jurang di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan.

Belum ada info soal penyebab kecelakaan, namun kabar terakhir menyebutkan sebanyak 25 orang penumpang meninggal dunia, dan belasan orang lainnya selamat.

Menurut Pengurus Pusat Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Anthony Steven Hambali, kecelakaan bus ada banyak faktornya. Bisa dari faktor bus, driver, maupun medan yang dilewati.

Baca juga: Korban Jiwa Kecelakaan Bus Sriwijaya Bertambah Jadi 25 Orang, 14 Orang Selamat

Lokasi jatuhnya bus Sriwijaya yang menyebabkan 25 orang penumpang tewas dan 14 lainnya luka-luka. Bus tersebut jatuh ke jurang saat melintas di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan, kota Pagaralam, Sumatera Selatan, Selasa (24/12/2019).HANDOU/ POS SAR PAGARALAM Lokasi jatuhnya bus Sriwijaya yang menyebabkan 25 orang penumpang tewas dan 14 lainnya luka-luka. Bus tersebut jatuh ke jurang saat melintas di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan, kota Pagaralam, Sumatera Selatan, Selasa (24/12/2019).

“Kalau dari kondisi bus harusnya aman karena sekarang sudah banyak kegiatan ram check atau uji kelaikan kendaraan. Tapi mungkin saja terjadi karena sisi teknis, makanya harus tunggu hasil investigasi,” ujarnya kepada Kompas.com (24/12/2019).

Sementara dari faktor driver, Anthony mengatakan pengusaha bus AKAP wajib menyediakan driver cadangan. Hal ini untuk memastikan driver selalu sigap dan tidak mengantuk saat mengemudi.

“Kita kan tidak tahu pengemudi sudah berapa lama mengemudi, bisa saja kelelahan. Makanya double driver kini sudah jadi standar,” kata Anthony.

Baca juga: Daftar 13 Korban Selamat Kecelakaan Bus Sriwijaya

Ilustrasi Bus saat melewati jalur berliku-liku di sebuah tanjakan.tribunnews.com Ilustrasi Bus saat melewati jalur berliku-liku di sebuah tanjakan.

Selain itu, medan jalur Sumatera yang didominasi jalur berkelok juga menuntut pengemudi telah mengenal dengan baik jalur yang akan dilewati.

“Untuk jalur Sumatera menurut saya pengalaman penting ya, karena jalur berkelok menuntut kehati-hatian lebih, dan kalau tidak berpengalaman pasti lebih susah karena tidak hafal jalur,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau