JAKARTA, KOMPAS.com - Rio Haryanto dan David Tjipto akan kembali berlaga di ajang balap internasional Asian Le Mans Series. Duo pebalap T2 Motorsports ini akan berusaha mengharumkan nama Indonesia, bersama satu pebalap asing, Christian Colombo.
Ketiganya akan silih berganti untuk bertanding memperebutkan banyak putaran selama empat jam penuh. Seri pertama akan berlangsung di Shanghai International Circuit, China, pada 22 November mendatang.
Sebagai pebalap pertama asal Indonesia yang sudah mencicipi ajang Le Mans 24 Hour, David sedikit membeberkan beberapa tantangan ketika berlaga di uji ketahanan. Menurut dia, kunci paling penting adalah bagaimana menjaga konsistensi.
Baca juga: Rio Haryanto dan David Tjiptobiantoro Siap Berlaga di Korsel
"Tugas kita bertiga adalah konsistensi, jadi tiap lap time tidak boleh ada fluktuasi. Kalau dari siapa yang bawa duluan itu biasanya ditentukan place engineer, umumnya satu orang itu 60 menit," ujar David kepada wartawan, di Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (6/11/2019).
Lebih lanjut David menjelaskan pada dasarnya dalam balap uji ketahanan, selain persiaan fisik juga dibutuhkan taktik dalam mengatur strategi agar selama balap berlangsung lap time-nya bisa terus meningkat.
Sementara dari segi rintangan, menurut David paling berat itu ketika daya konsentrasi mulai menurun. Hal ini umum terjadi karena kondisi berkendaran yang cukup lama, dan akan lebih buruk lagi ketika kondisi tubuh juga tidak prima.
"Latihan secara fisik sudah pasti, kardio, endurance, menghafalkan trek lagi, komunikasi dengan tim. Paling penting itu jangan sampai miskomunikasi, agar engineering bisa tahu apa yang dibutuhkan dan bagaimana mengatasinya," kata David.
Tidak lupa, David juga mengatakan penting bagi pebalap untuk memperhatikan kondisi mobil, terutama dari ban dan juga mesin. Dalam kondisi balap ketahanan, umumnya mesin bisa overheat karena terus menerus digeber.
Baca juga: Rio Haryanto Juga Didorong dapat Wild Card di Formula E
Begitu juga dengan Rio, meski menjelaskan akan cukup berat karena baru pertama kali turun di balap ketahanan, tapi secara kesiapan dia menggaku sudah melakukan beberapa latihan khusus layaknya David.
Rio juga mengatakan sejauh ini dari segi adaptasi dengan mobil tidak ada masalah, karena sebelumnya pun sudah digunakan dalam ajang Blancpain GT World Challenge Asia, bahkan dari empat seri yang akan diikuti, tiga lintasan sudah pernah dijajal.
"Le Mans ini endurance, sebelumnya saya lebih ke individual sprint, jadi pasti beda. Harus bisa teamwork dengan dua pebalap lain, kalau secara fisik mungkin juga sekalian latihan panas atau sauna, karena kalau balap siang di dalam mobil cukup lama pasti panas juga," ujar Rio.
"Dari empat seri, kebetulan saya sudah pernah balap di China, Malaysia, dan Burriram. Secara tidak langsung jadi bekal tersendiri dari sisi pengenalan lintasan. Kalau dari kompetisi, saya lihat yang ikut ini banyak pebalap Eropa, jadi mungkin akan sedikit ketat," kata dia.
Baca juga: Gagal Podium, Rio Haryanto Tetap Jadi Sorotan di Suzuka
Asian Le Mans Series akan berlangsung di empat negara. Seri perdana akan dihelat di Shanghai International Circuit (22-24 November 2019), kedua di Australia (10-12 Januari 2020), ketiga di Sepang International Circuit (14-15 Februari 2019), dan terakhir di Burriram Chang International Circuit (21-23 Februari 2019).
Ajang ini pun menjadi tiket bagi para pebalap untuk turun berlaga di ajang Le Mans 24 Hours yang akan berlangsung pada Juni nanti di Perancis. Tak heran bila kompetisinya akan cukup sengit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.