Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batas Aman Mobil Bisa Terjang Genangan Air

Kompas.com - 13/10/2019, 14:31 WIB
Stanly Ravel,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang akhir tahun, biasanya beberapa wilayah di Indonesia sudah mulai diguyur oleh hujan deras. Seperti diketahui, makin tinggi curah hujan, maka potensi terjadinya genangan dan banjir juga cukup sering terjadi.

Lantaran itu, pemilik mobil harus mulai teliti ketika akan memilih jalan. Jangan sampai terjebak ke wilayah rawan banjir atau genangan air yang bisa merepotkan.

Perlu diketahui, tidak semua mobil punya kemampuan melibas genangan air yang cukup tinggi.

Menurut Service Parts Division Head PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Anjar Rosjadi, ada batasan maskimal untuk mobil pabrikan saat menerjang genangan air.

Baca juga: Mulai Musim Hujan, Begini Cara Gampang Cek Kondisi Karet Wiper

"Kalau bicara banjir, lebih baik antisipasinya pilih jalur lain atau tidak usah memaksa melintasinya. Sementara kalau genangan air, paling utama itu harus mengetahui dulu posisi air intake mobil ada di mana dan seberapa tinggi," kata Anjar saat dihubungi Kompas.com beberapa hari lalu.

Terabas banjir Foto: WinNetNews Terabas banjir

Untuk pengemudi awam, menurut Anjar ada dua barometer yang bisa dijadikan patokan saat mobil terpaksa menerjang genangan air di musim hujan. Selain dari letak intake tadi, pengukuran lainnya bisa dari posisi ban.

Pastikan bila ban mobil tidak sampai semuanya terendam, minimal hanya 3/4 saja. Cara mengeceknya, bisa dengan melihat kendaraan lain yang melintas lebih dulu, bila ternyata sampai menutupi semua roda, lebih baik putar balik cari jalan lain.

Baca juga: Cara Melihat Mobil Bekas Terendam Banjir

Mobil pelanggan diselamatkan oleh perusahaan Asuransi akibat banjir di Ibukota, Senin-Selasa (9-10/2/2015).GardaOto Mobil pelanggan diselamatkan oleh perusahaan Asuransi akibat banjir di Ibukota, Senin-Selasa (9-10/2/2015).

"Sebenarnya bila roda sudah terendam setengah saja itu akan berisiko, pasalnya air itu saat dilintas ada gelombang. Otomatis tinggi air akan naik saat terkena gelombang tadi, dan bisa saja air masuk ke intake atau saluran udara ke pembakaran, bila sudah demikan maka mobil bisa bermasalah," ucap Anjar.

Anjar juga mengingatkan, jangan berpatokan pada lubang knalpot, karena saat mobil berjalan atau mesin dihidupkan, ada kompresi gas buang yang bisa menendang balik air saat masuk ke pipa knlapot. Selain itu, bisanya knalpot juga memiliki ruang untuk buangan air tersendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau