Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fungsi Uang Elektronik pada Smart SIM, Bisa untuk Bayar Tilang

Kompas.com - 23/09/2019, 12:02 WIB
Dio Dananjaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Smart SIM atau SIM Pintar bukan sekadar kartu identitas bagi pengguna kendaraan. Produk terbaru Korlantas Polri ini punya tiga fungsi utama, yakni sebagai data diri pemilik SIM, mencatat data pelanggaran lalu lintas, dan uang elektronik.

Khusus uang elektronik, saat ini fitur tersebut masih bersifat uji coba terbatas di lingkungan Polri sesuai izin Bank Indonesia (BI). Rencananya fungsi uang elektronik akan dibuka kepada masyarakat setelah mendapat persetujuan BI.

Smart SIM yang sudah launching baru diterbitkan oleh Bank BNI saja sesuai dengan persetujuan yang diberikan oleh BI dan OJK, itu pun baru di internal Polri,” kata Kakorlantas Polri Irjen Pol Refdi Andri di Jakarta, Minggu (22/9/2019).

Baca juga: Begini Cara Melihat Data Smart SIM dari Handphone

Refdi mengatakan, nantinya fungsi uang elektronik dapat dipergunakan secara normal selayaknya e-money dan sebagainya. Mulai dari transportasi (KRL, MRT, dll), tol, parkir, belanja di mini market, dan lain-lain, dengan isi saldo maksimal Rp 2 juta.

Sebagai informasi, pemohon SIM berwenang memilih untuk memasukkan fitur uang elektronik pada Smart SIM atau tidak.

Kalau menyetujui syarat dan ketentuannya, pemohon dapat memilih bank penerbit uang elektronik untuk di Smart SIM. Satu kartu Smart SIM hanya dapat diisi uang elektronik dari satu bank.

Baca juga: Baru Diluncurkan, Begini Tata Cara Membuat Smart SIM

Refdi juga menyebutkan, salah satu fungsi uang elektronik pada Smart SIM adalah untuk membayar tilang. Namun bagaimana detil pelaksanaannya, menurutnya masih menunggu persetujuan BI dan proses evaluasi dari Smart SIM itu sendiri.

“Justru itu yang saat ini kami lakukan adalah masa uji coba. Beberapa bank sudah mendukung dan support, meski begitu bagaimanapun BI adalah unsur utama dalam perbankan,” katanya.

“Karena nanti mereka yang akan mengatur juga operasionalnya seperti apa nanti. Soal targetnya juga jadi pekerjaan BI, jadi memang ikut terlibat,” ucap Refdi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau