JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan truk di Tol Cipularang beberapa waktu lalu masih mengundang perhatian masyarakat. Apalagi kini Hino sebagai produsen truk ikut angkat bicara dan mengatakan bahwa kejadian itu bukan karena masalah rem.
Selain itu, yang tak kalah menariknya lagi tentang larangan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Topik ini muncul karena belum lama ini viral pria yang ditolak mengisi bensin, karena tangki sepeda motornya diganti menggunakan jeriken plastik.
Penasaran seperti apa, berikut ini lima berita terpopuler di kanal Otomotif pada Jumat 13 September 2019:
1. Hino Sebut Kecelakaan Truk di Tol Cipularang Bukan Karena Rem Blong
Olah tempat kejadian perkara (TKP) tabrakan beruntun di Tol Cipularang Km 91 pada 2 September 2019 lalu telah menghasilkan sebuah kesimpulan.
Tim teknis dari PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI) yang dilibatkan dalam kegiatan tersebut, telah mengecek dua unit dump truck yang diduga menjadi penyebab terjadinya kecelakaan.
Prasetyo Adi Yudho, Product Division Head PT HMSI, saat dihubungi Kompas.com (13/9/2019), mengatakan jika kedua truk dari segi teknis dalam kondisi laik jalan.
Baca juga: Hino Sebut Kecelakaan Truk di Tol Cipularang Bukan Karena Rem Blong
2. Ini Alasan Harus Turun dari Motor dan Matikan Mesin saat Isi Bensin
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum ( SPBU) memiliki sejumlah prosedur wajib. Salah satunya, yaitu turun dari sepeda motor dan mematikan mesin kendaraab saat akan mengisi bensin. Aturan ini dilakukan baik di SPBU milik PT Pertamina (Persero) maupun Shell.
Supervisor SPBU COCO Pertamina MT Haryono (31.128.02) Hendro Sihombing mengatakan, kewajiban pengendara motor harus di standar dan turun dari motor, yakni untuk menghindari penyebaran jika terjadi percikan atau munculnya api.
Baca juga: Ini Alasan Harus Turun dari Motor dan Matikan Mesin saat Isi Bensin
3. Mengenal Exhaust Brake, Rem Tambahan Truk dan Bus di Jalan Menurun
Sebagai kendaraan besar, bus dan truk dilengkapi beberapa fitur untuk mengurangi lajunya. Selain sistem rem utama atau pedal brake, lalu rem tangan atau hand brake, juga ada fitur bernama exhaust brake.
Exhaust brake ini biasanya dipakai sebagai rem bantuan, terutama pada kondisi jalan menurun. Fitur ini memanfaatkan pengereman dari kekuatan putaran mesin, dengan cara memampatkan tekanan gas buang.
Besarnya tekanan gas buang inilah yang akan menahan putaran mesin, yang secara perlahan akan menurunkan kecepatan kendaraan. Pada kendaraan besar, sistem rem ini terbukti dapat memperlambat atau menahan laju kendaraan pada kondisi tertentu.
Baca juga: Mengenal Exhaust Brake, Rem Tambahan Truk dan Bus di Jalan Menurun
4. Mesin Over Running, Penyebab Truk Hino Kecelakaan di Tol Cipularang