JAKARTA, KOMPAS.com – Belum lama ini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merencanakan pembatasan mobil usia 10 tahun ke atas. Rencana ini sempat disinggung, karena kondisi polusi udara di Jakarta yang makin pekat dalam beberapa bulan terakhir.
Beberapa komunitas penggemar mobil klasis sempat mengutarakan pendapatnya perihal kebijakan ini. Salah satunya Didit Soedarto, Ketua Harian 1 Volkswagen Indonesia Association (VIA).
“Yang kami harapkan dibatasi saja penggunaannya, paling enggak itu. Mungkin hanya boleh sabtu atau minggu saja, atau hari tertentu saja,” ujarnya saat ditemui Kompas.com dalam press conference Jambore Nasional VW ke-50 di Jakarta (7/9/2019).
Baca juga: Wacana Pembatasan Mobil Tua Sudah Ada Dari Dulu
Seperti diketahui, mobil-mobil yang tergabung dalam komunitas VIA umumnya diproduksi mulai tahun 1950-an hingga 1970-an. Mobil-mobil mereka diklaim masih sehat, dan boleh dicek perihal emisi gas buangnya.
“Tanpa ada himbauan pembatasan, kami sebetulnya sudah membatasi. Karena kita sangat sayang pada kendaraan, ada yang dijadikan aset, dijadikan investasi,” jelasnya.
“Selain itu, mobil klasik sebetulnya kan aset bangsa. Tidak banyak negara yang masih menyimpan mobil-mobil seperti ini,” sambung Didit.
Baca juga: Soal Larangan Mobil Tua di Jakarta, Ini Kata Menhub
Sempat ada isu yang menyebutkan mobil tua masih boleh beredar, namun tarif pajak yang dikenakan bakal meningkat. Meski begitu, Didit mengatakan kurang sependapat dengan ide tersebut.
“Kami bukan melawan, tapi kami maunya dibatasi saja harinya. Kalau pajak dimahalin mungkin teman-teman akan menolak, karena VW klasik terkenal punya pajak murah,” tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.