Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toyota Anggap Target 20 Persen Mobil Listrik pada 2025 Masuk Akal

Kompas.com - 17/08/2019, 09:42 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Jokowi sudah menandatangani Perpres Nomor 55 Tahun 2019, tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.

Selain mempercepat proses industri kendaraan listrik di Indonesia, Perpres ini punya sisi lain yaitu mendorong peta jalan (road map) bahwa pada 2025 setidaknya ada 20 persen kendaraan listrik di pasar otomotif Indonesia.

Anton Jimmi Suwandy, Direktur Marketing Toyota Astra Motor (TAM), mengatakan, dilihat dari segi bisnis, target 20 persen ada kendaraan listrik yang eksis di Indonesia pada 2025 merupakan hal masuk akal.

Baca juga: Toyota Pertanyakan PPnBM dan Insentif Produksi Mobil Listrik

"Bayangan kami rasanya 20 persen elektrifikasi sangat memungkinan. Karena kita melakukan produksi dengan TKDN yang tinggi," kata Anton yang ditemui di acara Toyota Fun/Code di Jakarta, Kamis, (15/8/2019).

Toyota Hybrid Toyota Hybrid

Hanya saja kata Anton, tidak serta merta target tersebut secara realistis bisa tercapai. Toyota dan merek lain tetap butuh bantuan dari pemerintah. Bantuan yang dimaksud ialah soal PPnBM dan insentif produksi mobil listrik.

"Kembali lagi tujuan Perpres ini apa, yakni sebenarnya ingin supaya dunia otomotif di Indonesia bisa melakukan produksi mobil elektrifikasi dan juga masuk ke market kira-kira 20 persen pada tahun 2025. Untuk mencapai itu rasanya tidak mungkin kalau tidak ada support insentif," kata Anton.

Baca juga: TKDN Mobil Listrik Mesti 35 Persen, Ini Kata Toyota

Tunggu

Karena itu kata Anton, pihaknya masih menunggu dua hal tersebut, PPnBM dan Insentif produksi mobil listrik. Sebab menurutnya, Perpres yang ditandatangani oleh Jokowi pada 8 Agustus 2019 lalu ini masih bicara garis besar.

"Belum detil apakah ada insentif, apakah ada peraturan baru mengenai produksinya baik dari sisi asemmbly mobilnya, apakah CKD, kemudian masalah baterainya juga. Kita bisa dibilang sedang menunggu tapi juga ingin menyampaikan apa posibility-nya," kata Anton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau