Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunitas Ojek Online Tidak Setuju Sepeda Motor Kena Ganjil Genap

Kompas.com - 02/08/2019, 18:19 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengeluarkan Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 66 Tahun 2019 pada Kamis (1/8/2019). Di sana, terdapat sejumlah instruksi kepada kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) untuk mengatasi polusi udara di Jakarta.

Pada salah satu poin, ada perencanaan untuk memperluas penerapan gajil genap di Jakarta yang juga menyasar ke pengguna sepeda motor. Kondisi ini dikarenakan jumlah pemotor yang makin banyak dan dianggap berkontribusi meningkatkan polusi udara.

Presidium Gabungan Nasional Aksi Roda Dua (GARDA) Indonesia Igun Wicaksono menanggapi wacana tersebut. Menurutnya, ganjil genap untuk sepeda motor tidak tepat.

"Kami tidak setuju apabila roda dua (sepeda motor) diberlakukan gajil genap. Karena, moda transportasi umum saat ini belum aman, nyaman, dan terintegrasi untuk menjangkau wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Jadi, ojek online (ojol) masih diperlukan," kata Igun yang juga menjabat sebagai Ketua Divisi Roda Dua Perkumpulan Angkutan Daring Indonesia (PADI) kepada Kompas.com, Jakarta, Jumat (2/9/2019).

Baca juga: Sepeda Motor Bisa Kena Ganjil Genap

Dewasa ini, masih banyak orang yang menggunakan kendaraan pribadi karena masih sulit untuk menjangkau moda transportasi masal yang ada. Ojol, lanjut Igun, bisa jadi jembatan untuk keterbatasan itu.

"Transportasi online bisa didayagunakan untuk dapat berintegrasi dengan moda-moda transportasi massal seperti MRT, LRT, serta TransJakarta. Jadi Pemprov DKI Jakarta patut untuk memperhatikan hal ini," ujar Igun lagi.

Sebelumnya, merespon Ingub No. 66 tahun 2019, Kadishub Syafrin Liputo mengaku akan mengkaji lebih dalam mengenai pemberlakuan ganjil genap untuk sepeda motor.

Baca juga: Polisi Sebut Ganjil Genap Bikin Warga Beralih ke Motor, Bukan Angkutan Umum

Berdasarkan kajian sementara, komposisi volume pengguna motor di wilayah ganjil genap cenderung meningkat, mencapai 72 persen.

Dari kajian itu, diketahui bila ketika penerapan ganjil genap berlangsung, masyarakat cendrung tidak beralih ke moda transportasi umum yang sudah tersedia. Masyarakat lebih memilih pindah ke motor yang tidak terkena ganjil genap.

"Begitu ada pembatasan ganjil genap, maka sebagaian tidak shifting ke angkutan umum tapi mereka justru menggunakan motor. Ini menjadi perhatian khusus kita bersama," kata Syafrin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau