Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Liburan, Cek Kondisi Ruang Bakar dari Warna Busi

Kompas.com - 08/01/2019, 14:02 WIB
Stanly Ravel,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masa liburan akhir tahun telah usai. Bagi yang menghabiskan waktu berlibur menempuh perjalanan panjang menggunakan mobil, wajib untuk mengecek kembali beberapa komponen pada mesin, salah satunya busi.

Selain berguna sebagai komponen yang memercikan api untuk pembakaran, melalui busi pemilik mobil juga mendeteksi masalah pada ruang bakar. Caranya cukup melihat dari warna di kepala atau ujung elektroda busi.

Menurut Suparna, selaku Kepala Bengkel Auto2000 Salemba, warna busi bisa menggambarkan situasi atau kondisi pada ruang bakar. Bahkan dengan rutin melakukan pengecekan sendiri, pemilik kendaraan bisa mengetahui secara pasti kapan waktu busi perlu diganti.

Baca juga: Berkendara di Jalan Tol, Bukan Hanya soal Injak Gas

"Warna busi melihatkan bagimana kondisi pada ruang bakar mobil. Apakah pembakarannya baik, kotor, sampai mengetahui gejalan busi yang sudah waktunya diganti karena fungsinya sudah tidak optimal," kata Suparna kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Pada umumnya, ada dua warna pada pala busi yang mengindikasikan kondisi ruang bakar. Untuk pembakaran yang sempurna, warna di kepala busi akan menunjukan coklat dengan sedikit kemerahan.

Busi iridium (kiri) dan busi biasa (kanan).Ghulam/Otomania Busi iridium (kiri) dan busi biasa (kanan).

Baca juga: Pastikan Mengganti Busi Kendaraan di Waktu yang Tepat

Sementara bila warna kepala busi saat dibuka memiliki warna hitam pekat, bisa dipastikan ada masalah pada ruang bakar. Warna hitam pada busi diakibatkan adanya jelaga hitam dari sisa pembakaran yang menumpuk dan lama kelamaan membungkus elektroda busi. 

"Busi berwarna hitam biasanya sudah mendekati mati atau tak bisa berfungi maksimal, artinya sudah waktunya diganti. Bila warna busi menunjukan terlalu kemerahan, mengindikasikan bahwa adanya kesalahan pemakaian bahan bakar. Umumnya karena karena ketidakcocokan oktan yang digunakan pemilik dengan yang dianjurkan pabrikan," ucap Suparna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com