Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Paksa Mobil Standar Gunakan Busi "Racing"

Kompas.com - 14/09/2018, 16:02 WIB
Stanly Ravel,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Selain pada sepeda motor, fenomena meningkatkan performa mobil dengan cara instan saat ini masih banyak dilakukan pemilik mobil. Alih-alih ingin tampil standar namun punya performa di atas rata-rata, ragam cara dilakukan, seperti mengaplikasi busi racing untuk penggunaan harian.

Anggapan busi racing mampu mendongkrak tenaga memang tidak salah, tapi bila diaplikasi pada mesin mobil standar maka yang ada justru merugikan.

Technical Support NGK Busi Indonesia Diko Oktaviano, menjelaskan bila busi racing yang digunakan pada lintasan balap telah didesain dan dirancang khusus untuk aplikasi mesin berkompresi tinggi.

"Kalau ditanya apakah busi racing bisa diterapkan di mobil harian jawabanya sudah pasti tidak. Busi racing dirancang untuk mesin yang berjalan pada kecepatan yang jauh lebih tinggi, kompresi juga berbeda dengan suhu, getaran, dan pembakaran yang melampaui kondisi di dalam mesin standar atau biasa," ucap Diko dalam keterangan tulisnya, Jumat (14/9/2018).

Baca juga: Mesin Skyactiv Mazda Siap Tinggalkan Busi

Dikarenakan hal itu, menurut Diko menggunakan busi balap atau racing untuk mobil harian bukan ide yang baik. Secara karakteritik, busi balap sendiri peruntukannya untuk kondisi ekstrem.

Bila diaplikasikan pada mesin mobil standar, dampaknya akan sama seperti motor yang menggunakan busi racing. Efek merugikan akan terasa, mulai dari deposit karbon yang berlebih sampai misfiring.

Busi iridium (kiri) dan busi biasa (kanan).Ghulam/Otomania Busi iridium (kiri) dan busi biasa (kanan).

"Akan lebih parah lagi apabil mobil harian digunakan hanya untuk jarak dekat dalam kondisi lalu lintas stop and go," kata Diko.

Baca juga: Ganti Busi, Baiknya Berdasarkan Waktu atau Jarak?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com