Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggunaan Baterai Kendaraan Listrik Seperti Gas LPG

Kompas.com - 27/05/2018, 13:45 WIB
Alsadad Rudi,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian menyebut cara penggunaan baterai kendaraan listrik di Indonesia direncanakan akan mencontoh seperti gas elpiji kompor.

Artinya, pemilik kendaraan listrik yang baterainya sudah habis, hanya perlu menukarkan baterainya ke tempat pengisian ulang. Nantinya ia akan menggunankan baterai lain yang sudah terisi.

Sedangkan baterai yang sudah habis ditinggalkan. Nantinya baterai tersebut juga bisa digunakan pengendara lain jika sudah terisi penuh.

Baca juga: Teknologi Baterai Mobil Listrik Bisa Dikuasai Indonesia

"Jadi seperti penggunaan tabung gas LPG pada kompor," kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Harjanto melalui keterangan tertulis Kemenperin.

Salah satu pengisian baterai milk Mitsubishi.Carscoop Salah satu pengisian baterai milk Mitsubishi.

Menurut Harjanto, proyek percontohan "battery sharing" kendaraan bermotor listrik ini akan diterapkan di beberapa kota, seperti di Bandung, Denpasar dan akan menyusul Yogyakarta. Untuk tahap awal, proyek percontohan ini akan diterapkan untuk kendaraa roda dua.

Harjanto menyatakan pembangunan infrastruktur kendaraan listrik seperti stasiun pengisian menjadi sangat penting. Tujuannya agar nantinya masyarakat pemakai kendaraan listrik bisa menggunakan kendaraannya itu dengan mudah dan nyaman.

"Jangan sampai ketika sudah bicara otomotif, ternyata infrastrukturnya belum siap," ucap Harjanto.

Baca juga: Indonesia Punya Bahan Baku Baterai Mobil Listrik

Harjanto menekankan Kemenperin akan mendorong peningkatan kemampuan industri komponen dalam negeri, seperti memproduksi baterai untuk kendaraan listrik.

Motor listrik Gogoro yang mengoperasikan stasiun swap, mengganti yang lama dengan baterai baru yang terisi penuh.  Nikkei Motor listrik Gogoro yang mengoperasikan stasiun swap, mengganti yang lama dengan baterai baru yang terisi penuh.

Upaya ini dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan serta penerapan standardisasi produknya.

"Industri komponen baterai juga harus disiapkan karena menjadi core component dalam mobil listrik.

Cara penggunaan baterai yang dijelaskan Harjanto ini juga pernah disampikan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan.

Menurut Jonan, cara ini lebih praktis dan bisa mengatasi permasalahan keterbatasan infrastruktur pendukung kendaraan listrik di Indonesia.

Baca juga: Sebelum Bikin Mobil Listrik, Baiknya Produksi Baterai Dahulu

"Kalau orang mikirnya setiap rumah nanti harus punya colokan listrik berdaya 3.000 atau 5.000 watt, ya tidak jadi-jadi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com