Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Bikin Mobil Listrik, Baiknya Produksi Baterai Dahulu

Kompas.com - 23/05/2018, 08:32 WIB
Alsadad Rudi,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

Jakarta, KOMPAS.com - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menilai ada tahap yang harus dilalui Indonesia bila ingin membuat mobil listrik nasional. Tahap tersebut adalah fokus lebih dulu pada komponen utama, yakni memproduksi baterai.

Ketua Umum Gaikindo Yohanes Nangoi menyebut jenis baterai yang kini digunakan untuk mobil listrik adalah ion litium. Masalahnya, sumber daya alam litium yang ada di dunia didominasi oleh China dan benua Afrika.

Selain itu, baru ada tiga negara yang bisa membuat dan mendaur ulang baterai jenis ini, yakni China, Korea Selatan, dan Jepang.

Jadi ketimbang harus mengimpor baterai, Nangoi menilai lebih baik Indonesia fokus dulu membuat baterai.

"Indonesia mau bikin listrik, boleh. Tapi indonesia harus bikin dulu yang namanya baterai," kata Nangoi di Jakarta, Selasa (23/5/2018).

Baca juga: Soal Mobil Listrik, Toyota Indonesia Bertemu Menteri Perindustrian

Mobil listrik mahasiswa yang bisa dijajal di IIMS 2018.KOMPAS.com / GHULAM M NAYAZRI Mobil listrik mahasiswa yang bisa dijajal di IIMS 2018.

Menurut Nangoi, raksasa otomotif asal Amerika Serikat, General Motors masih harus bekerja sama dengan perusaahaan asal Korsel, LG untuk bisa membuat baterai mobil listrik dari jenis ion lithium.

Investasi yang digelontorkan disebutnya mencapai 4,5 miliar Dollar Amerika Serikat atau setara sekitar Rp 63 triliun. Itupun masih dalam proses dan belum sepenuhnya berhasil.

Di sisi lain, Nangoi menyebut pemerintah sedang meneliti pembuatan baterai jenis lain, yakni nikel kobalt. Ia pun mengapresiasi rencana tersebut.

Menurut Nangoi, memproduksi baterai sendiri jauh lebih baik ketimbang mengimpor baterai dari luar negeri.

Baca juga: Mercedes-Benz Bangun Pabrik Baterai di Thailand

"Jangan sampai kita cuma menjadi tukang jahit mobil listrik, semua kita impor dari luar. Sedangkan industri yang sudah ada kita matikan begitu saja," ucap Nangoi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com