Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Familiar, Diminta Inden Online XMAX Malah Ngamuk

Kompas.com - 08/01/2018, 15:27 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Makassar, KompasOtomotif – Tak selamanya perkembangan teknologi bisa diterapkan dengan baik. Seperti yang terjadi saat PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) mewajibkan peminat XMAX 250 melakukan booking secara online.

Di kota-kota besar, yang kebanyakan sudah familiar dengan informasi terkini dan teknologi, hal ini mungkin masih bisa diatasi. Namun di berbagai daerah, justru sistem ini menjadi kendala, dan itu termasuk problem cukup serius.

Salah satu contohnya adalah konsumen di wilayah Timur Indonesia. Seperti dikisahkan Delma, Area Promosi YIMM Teritory 7 (membawahi Sulawesi Barat dan Selatan, Maluku, serta Papua), bahwa 80 persen peminat XMAX tak mau inden online masing-masing.

(Baca juga : Ini Yamaha NMAX Paling Mahal Sedunia)

”Kebanyakan mereka datang ke diler. Kami yang indenkan secara online. Mereka belum terbiasa sistem seperti ini. Maunya datang ke diler, bawa uang cash, terus bawa pulang motor,” ucap Delma, di sela acara CustoMAXI Yamaha di Makassar, Sabtu (6/1/2018).

Ya, pembeli konvensional masih banyak di kawasan ini. Bahkan Delma menceritakan, ada konsumen yang datang ngamuk, karena tak bisa mendapatkan motor yang dia mau, padahal dia membawa uang yang cukup.

”Ada yang ngamuk, karena merasa mempunyai dana, tapi tidak boleh membeli langsung di diler. Kewajiban membeli secara online ditolak mentah-mentah. Konsumen yang seperti ini ada, dan mayoritas memang begitu,” ujar Delma.

(Baca juga : Suzuki Ertiga Generasi Terbaru Tertangkap Kamera)

Kesulitan lain dari inden online XMAX 250 ini, ada kriteria khusus untuk konsumen atau pengunjung website pemesanan online untuk diterima sebagai pengantre. Artinya, tak semua orang juga bisa antre.

Cerita lain, karena harganya mencapai di atas Rp 50 juta, Yamaha XMAX di daerah jadi incaran para pejabat, dan rata-rata ingin mendapat prioritas. Ini yang membuat diler-diler di daerah merasa serbasalah, dan pada akhirnya tetap harus mengutamakan pengantre berdasarkan sistem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Detik-detik Menteri Segel Kantor Pekerja Migran Ilegal di Condet
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau