Jakarta, KompasOtomotif - Kawasaki Motor Indonesia (KMI) resmi memberhentikan produksi Ninja 150 cc 2-tak pada Agustus 2015 lalu. Alasannya terkait regulasi emisi gas buang, karbon pada emisi gas buang mesin 2-Tak dianggap tidak memenuhi acuan EURO III.
Namun demikian, motor tersebut masih cukup digemari. Sejumlah komunitas motor tersebut terus berkembang hingga saat ini.
Lantas menjadi pertanyaan, perlukah motor yang akrab disapa Ninja R atau Ninja RR ini diregenerasi? Tentunya, dengan berbagai penyesuaian berdasarkan aturan yang berlaku saat ini.
Menanggapi itu, anggota yang juga menjabat sebagai Humas dari Komunitas Ninja Owner Club (NOC) menilai perlu adanya regenerasi dari motor tersebut. Sebab, hingga saat ini masih menjadi produk yang digemari. Tentunya akan menjadi kejutan jika Kawasaki meluncurkan Ninja 150 Cc terbaru.
Baca juga : Memburu Edisi Terakhir Kawasaki Ninja 2-Tak
"Ninja 2-tak sendiri masih banyak penggemarnya, apalagi yang sudah pernah merasakan "jambakan" (kecepatan mengendarai) Ninja 2-tak, luar biasa," kata Afin saat dihubungi KompasOtomotif, Sabtu (9/12/2017).
Sementara itu, Ketua Komunitas Jakarta Kawasaki Ninja (JKN), Iid menilai, regenerasi Ninja 150 Cc sudah diwakilkan dengan kemunculan 250 Cc. Bahkan, Kawasaki memberikan dua pilihan yakni Ninja 250R dengan dua silinder dan Ninja RR mono yang menggunakan silinder tunggal.
"Malahan klo perlu (regenerasinya naik kapasitas cc lagi dan punya 4 silinder," kata Iid.
Namun demikian, menurut Iid, andaikan Kawasaki ingin meluncurkan motor sport terbaru dengan mengadopsi badan motor Ninja R dan RR tetapi menggunakan mesin 250 Cc, itu merupakan ide yang menarik. Sebab, menurut dia, kesan full sport lebih menonjol pada Ninja 150 CC, yang tipe RR khususnya, jika dibandingkan Ninja 250 Cc yang lebih terasa sport touring.
"Saya pernah kepikiran memodifikasi ninja 150Cc mengunakan mesin Ninja 250 Cc. Tampilan Ninja 150 dan mesin 250Cc, dengan rangka dan bodi yang sama, karna kalau menurut saya, manuvering Ninja 150 Cc lebih asyik di sikuit dan jalanan," kata Iid.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.