Jakarta, KompasOtomotif - Faktor kesehatan masih sering diabaikan oleh pengendara motor. Hal itu terlihat dari banyaknya penggunaan
helm yang kotor oleh pengendara. Padahal, helm yang kotor menjadi tempat ideal bagi bakteri.
Jika helm seperti itu tidak dibersihkan dan tetap digunakan, maka jangan heran bila kulit pada wajah atau leher terkena penyakit.
"Banyak orang nganggap sepele soal cuci helm," kata Anes, penggawa gerai Clean
Helm di saat ditemui KompasOtomotif di gerai cuci helm di Atrium Senen, Jakarta Pusat, Senin (13/11/2017).
Fachri Fachrudin Gerai cuci helm di Atrium Senen, Jakarta Pusat, Senin (13/11/2017).
Anes menceritakan, sekali waktu dirinya mendapatkan pelanggan yang di dalam helmnya terdapat kecoa mati. Padahal, helm tersebut baru saja digunakan berkendara.
Anes mengaku heran dengan pengendara tersebut lantaran tidak menyadari bahwa di dalam helm yang digunakannya terdapat serangga. "Namanya hewan kan biasanya ada baunya. Saya juga heran sama yang memakai (helm) itu," kata dia.
Anes mengatakan, padahal membersihkan helm dapat dilakukan seiring dengan melakukan kegiatan lainnya. Misalnya ketika sedang mampir ke pusat perbelanjaan atau mal, maka pengendara bisa menitipkan helmnya untuk di cuci. Berselang satu atau dua jam, helm sudah bisa diambil dalam keadaan segar.
whitedogbikes.com Model pengait helm double D ring, dianggap paling aman. Model ini digunakan para pebalap.
Selain itu, jika ingin dilakukan sendiri maka dapat dilakukan di rumah. Caranya pun cukup mudah.
Ia menjelaskan, terlebih dahulu melepaskan bagian-bagian pada helm. Untuk membersihkan busa bagian dalam helm bisa dicuci dengan cara disiram air bersih. Selain itu, boleh juga disikat menggunakan sikat halus agar busa tidak rusak.
Sementara pada bagian luar helm, cukup diusap menggunakan lap yang agak basah lalu dikeringkan. Setelah itu, bisa dilakukan pemolesan menggunakan wax.
Baca juga : Biar Tidak Lupa, Ini Aturannya Naik Motor Wajib Pakai Helm SNI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.