Tokyo, KompasOtomotif – Anggota baru dari aliansi Nissan, Mitsubishi Motor, mengalami lonjakan laba operasi (operating profit) hampir lima kali lipat pada kuartal pertama tahun fiskal 2017 (April-Juni), dibanding periode yang sama tahun lalu, saat skandal emisi bahan bakar menggerogoti keuntungan.
Laba operasi melonjak menjadi 20,72 miliar yen atau Rp 2,4 triliun, dari yang sebelumnya hanya 4,62 miliar yen atau Rp 552 miliar, seperti dikutip dari Autonews, Rabu (26/7/2017).
Koji Ikeya, Chief Financial Officer (CFO) Mitsubishi mengatakan, laba bersih rebound dari kerugian tahun sebelumnya, naik menjadi 22,97 miliar yen setara dengan Rp 2,7 triliun dari kerugian 129,72 miliar yen (Rp 15,5 triliun) pada periode April-Juni 2017.
Manfaat Aliansi
Pertumbuhan ini terbantu lantaran Mitsubishi sudah mulai bisa berhemat, karena joint purchasing yang dilakukan bersama dengan Aliansi Renault-Nissan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan.
Mitsubishi berharap bisa hemat sampai 25 miliar yen (Rp 2,9 triliun) pada tahun fiskal berjalan, melalui koordinasi baik dengan mitra barunya. Mitsubishi tahun lalu tergelincir, pada kasus kecurangan emisi bahan bakar, yang menimpa beberapa model mereka yang dijual di Jepang.
Skandal tersebut membuka peluang bagi Nissan, untuk menguasai 34 persen saham Mitsubishi. "Sebagai anggota penuh Aliansi Renault-Nissan, kami terus memaksimalkan sinergi. Sekitar 90 persen penghematan tahun ini akan datang melalui pembelian bersama,” ujar Ikeya.
Perbaikan lainnya, akan dilakukan dengan memanfaatkan anak perusahaan pembiayaan Nissan di pasar global seperti Australia, Kanada dan Selandia Baru, di mana Mitsubishi sebelumnya tidak bisa menawarkan pembiayaan sendiri miliknya. Perusahan jasa pembiayaan itu juga sudah meluncur di Thailand.
Mulai Menanjak
Marjin laba usaha naik menjadi 4,7 persen pada kuartal pertama tahun fiskal 2017, dan menempatkan Mitsubishi pada jalur tepat, untuk bisa sampai pada marjin laba operasional berkelanjutan di angka 6 persen, yang ditargetkannya dicapai dalam dua tahun.
Meningkatnya jumlah penjualan juga cukup membantu pemulihan kondissi Mitsubishi, walaupun masih ada saja sedikit kerugian dari kurs valuta asing. Meski begitu, secara total pendapatan meningkat 3 persen menjadi 440,90 miliar yen atau Rp 52 triliunan.
Penjualan retail global naik 9 persen menjadi 241.000 unit. Wilayah Asia Utara menghasilkan lonjakan volume penjualan sampai 43 persen, berkat bisnis cepat di China, di mana penjualan meningkat dari 15.000 unit di 2016 menjadi 24.000 unit.
Namun, penjualan tergelincir di Amerika Utara yang turun 5 persen atau menjadi 36.000 unit. Sementara penjualan Eropa turun 2 persen menjadi 46.000 unit kuartal ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.