Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa yang Mau Honda Jazz Hybrid?

Kompas.com - 27/07/2017, 09:58 WIB
Donny Apriliananda

Penulis


Jakarta, KompasOtomotif
Honda Jazz Hybrid baru saja diluncurkan di Malaysia. Menarik, karena memang teknologi hybrid membuat hatchback ini jauh lebih efisien penggunaan bahan bakar dan ramah lingkungan. Tapi, ceritanya akan lain jika dipasarkan di Indonesia.

Untuk saat ini, menelurkan produk hybrid tak akan sebegitu menguntungkan, karena belum ada payung yang jelas soal insentif pajak. Ujung-ujungnya, teknologi canggih harus dibayar oleh konsumen, dan akhirnya, semua tergantung konsumen.

”Memang Anda mau Jazz hybrid? Berdasarkan pengalaman, kenalkan Civic hybrid enggak ada yang mau. Karena negara seperti kita fokus pada bahan bakar. Kalau dari segi harga, memang tidak akan lebih mahal dari Civic (hybrid),” ucap Jonfis Fandy, Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT Honda Prospect Motor (HPM), (26/7/2017), di Jakarta.

Berbeda ketika HPM menawarkan CR-Z. Meski harganya cukup tinggi (hampir dua kali lipat Jazz) karena tak menerima insentif pajak, tapi daya tarik dari penampilan, fitur, menjanjikan kesenangan berkendara.

”Di berbagai negara, atau Jepang misalnya, sukses (hybrid) karena subsidi. Harganya hampir sama dengan mobil bensin biasa. Benefitnya jelas,” ucap Jonfis.

Honda Jazz Hybrid Facelift di Malaysiapaultan.org Honda Jazz Hybrid Facelift di Malaysia

Aturan di Indonesia
Memang, di Indonesia, mobil hybrid, elektrik, atau sejenisnya belum mendapatkan dorongan untuk berkembang. Misalnya insentif agar orang terdorong menggunakan mobil ramah lingkungan.

Ketika payung hukum untuk mewadahi perkembangan mobil hybrid dan listrik mulai bergulir, Jonfis mengatakan bahwa pihaknya siap memenuhi permintaan, meski harus dilakukan survei, mana produk yang paling sesuai.

”Produk apa saja siap, asal jelas dulu peraturannya. EV (Electric vehicle) mungkin masa depan dan lebih mudah. Tapi hybrid itu transisi. Studi internal sudah, tapi kami belum emmutuskan produk mana yang akan dikenalkan dulu,” kata Jonfis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau