Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DP Naik, Ancam Pasar Mobil Indonesia

Kompas.com - 20/03/2012, 06:29 WIB

Jakarta, KompasOtomotif - Kondisi pasar mobil Indonesia tahun ini "terusik"  sehubungan dengan surat edaran dari Bank Indonesia No.14/10/DPNP, 15 Maret 2012, tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor. Surat tersebut mewajibkan menaikkan besaran Loan To Value (LTV) atau Down Payment (DP) kendaraan bermotor jadi 30 persen dari sebelumnya 20 persen mulai Juni 2012.

"Kalau tujuan utama (BI) menghambat pertumbuhan otomotif, kebijakan ini sangat tepat sasaran. Tapi, kalau untuk menguragi bubble ekonomi, itu salah, karena Lembaga Pembiayaan sudah melakukan seleksi yang ketat pada konsumen," komentar Jodjana Jody, Chief Executive Officer PT Astra International Tbk-Toyota Sales Operation (Auto2000) kepada KompasOtomotif, Senin (19/3/2012) malam.

Dijelaskan, langkah BI menaikkan DP pembelian mobil akan memukul kelas menengah yang baru tumbuh di Indonesia. Dampak paling parah adalah dunia usaha, khususnya pengusaha yang mau membeli mobil niaga untuk kegiatan ekonomi.

Sampai ini, sekitar 30an persen dari total pasar mobil nasional disumbang dari penjualan sektor niaga (pikap dan truk). Khusus pasar ini, 90 persen pembelian dilakukan melalui kredit. "Biasanya mereka (pengusaha) cuma dibebani DP 10-15 persen saja, karena memang butuh perputaran uang untuk menopang usaha mereka. Kalau DP naik sampai dua kali lipat, tentu akan mengganggu perputaran uang mereka," papar Jody.

Jongkie D Sugiarto, Ketua I GAIKINDO menambahkan, kenaikkan DP pada kredit mobil juga berpengaruh pada segmen mobil "entry level" dengan bandrol Rp 150 jutaan per unit. Masalahnya, segmen mobil ini cukup besar pangsanya, sehingga kalau terjadi penurunan, pengaruhnya akan terasa.

"Jangan sampai pasar mobil menurun, dampaknya pada produksi juga ikut turun dan berakibat efek berantai pada industri komponen kita. Kami tak mau hal buruk terjadi (PHK), mudah-mudahan pasar tak terlalu berpengaruh karena DP baru ini," jelas Jongkie. Ia menambahkan, GAIKINDO akan memberikan pernyataan resminya terkait kebijakan ini, setelah bertemu dengan anggota pengurus lain,  pekan ini.

Bertubi-Tubi

Kenaikan DP pada kredit mobil menambah beban industri ditambah lagi rencana  kenaikan bahan bakar bersubsidi April 2012 dan menambah birokrasi melapor pada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk transaksi Rp 500 juta ke atas.

"Pasar akan shock karena kenaikan BBM dan penambahan birokrasi untuk pelaporan pada PPATK, sekitar dua sampai tiga bulan. Belum pulih, sudah dihantam lagi oleh kenaikan DP, menjadi beban yang bertubi-tubi," jelas Jodjana Jody.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Wiwie Kurnia menjelaskan, kebijakan BI berpotensi mengurangi pasar pembiayaan mobil sampai minus 30 persen dari posisi tahun lalu mencapai Rp 146 triliun. "Kebijakan ini memang bisa membuat multifinance lebih sehat, tapi pasar akan turun karena konsumen yang punya dana terbatas tak bisa leluasa beli mobil dalam waktu cepat," jelas Wiwie.
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com