Frankfurt, KompasOtomotif - Krisis utang Eropa dan penurunan nilai tukar yen, membuat tiga produsen Jerman, Volkswagen (VW) Group, BMW dan Mercedes-Benz bersiap melakukan ekspansi di Amerika Utara dan China. Untuk itu - menurut AutoNews Europe - ketiga produsen tersebut akan menggelontorkan dana lebih 25 miliar dollar AS atau Rp 242,8 triliun sampai 2017.
Saat ini, BMW telah menjadi eksportir mobil terbesar di Amerika Serikat, akan menambah produksi dengan model baru, X4 di pabrik Carolina Selatan. Daimler mendirikan pabrik baru untuk Mercedes-Benz di Alabama dan Audi di Meksiko yang menghabiskan biaya 1,3 miliar dollar AS (Rp 12,6 triliun).
VW telah meresmikan pabrik ke-100 senilai 550 juta dolar, yaitu perakitan mesin di Sialo, Meksiko. Sampai kini, 77 persen mobil VW dibuat di luar Jerman, mengalahkan General Motors, 76 persen dan Toyota 59 persen. Gebrakan merek-merek Jerman tersebut selangkah maju ketimbang kompatriot Eropa-nya, PSA Peugeot-Citroen, Renault dan Fiat.
Malah, kini BMW, Mercedes dan Audi melakukan diversifikasi produk yang lebih agresif ketimbang Lexus, Cadillac dan Volvo. "Strategi kami, pendekatan global. Anda harus menyebar secara geografis, membuat segmentasi baru sehingga lebih mudah mengikuti perubahan," komentar Jonathan Browning, bos VW di Amerika Serikat.
"Target kami, bisa lebih dekat dengan konsumen. Kami menambah kapasitas produksi di China dan AS. Kami sedang mempertimbangkan negara lain untuk merakit, antara lain seperti Rusia dan Brasil," beber Joachim Schmidt, Direktur Penjualan dan Pemasaran Mercedes-Benz.