Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerapan ERP Harus Didampingi dengan Peningkatan Transportasi Umum

Kompas.com - 26/04/2025, 15:02 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jalan berbayar elektronik alias Electronic Road Pricing (ERP) rencananya akan segera diimplementasikan. Namun, kebijakan ini dinilai harus didampingi dengan peningkatan pada layanan transportasi umum.

Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKS Taufik Zoelkifli, mengatakan, pada masa pemerintahan gubernur sebelumnya, Raperda tentang ERP sudah mau ditandatangani. Tapi, kemudian banyak sekali protes dan demo ke Balai Kota hingga DPRD.

Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Harus Terapkan ERP secara Bertahap

"Jadi, yang saya tangkap, memang ERP itu persepsi dari masyarakat, ini ada jalan sekian, kita (masyarakat) sudah bayar STNK, pajak STNK, terus kemudian kok kita bayar pajak lagi, seakan-akan seperti itu," ujar Taufik, saat ditemui dalam kesempatan yang sama.

Uji coba Electronic Road Pricing di Jalan Rasuna Said, Jakarta.Kurnia Sari Aziza/Kompas.com Uji coba Electronic Road Pricing di Jalan Rasuna Said, Jakarta.

Taufik menambahkan, masyarakat menilai ada pembayaran lain yang dianggap sebagai pajak. Lalu, kemudian disamakan juga dengan jalan tol.

"Tapi, jalan tol itu pasti selalu punya jalan alternatif. Kalau ERP, alternatifnya memang harus ada transportasi publik yang mendampingi. Jadi, masyarakat punya pilihan tidak masuk ke jalan berbayar, tapi bisa pakai sarana transportasi publik," kata Taufik.

Baca juga: ERP Hanya Efektif Jika Seperti Jalan Tol, Semua yang Lewat Harus Bayar

"Ini juga yang kemudian dipertanyakan, ruas-ruas jalan yang kemarin diusulkan Dinas Perhubungan dan timnya, itu memang belum terlalu menggambarkan di situ nanti ada (transportasi publik)," ujarnya.

Gerbang jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP) di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (15/7/2014).KOMPAS.COM/ADYSTA PRAVITRARESTU Gerbang jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP) di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (15/7/2014).

Taufik mengatakan, penerapan ERP sudah diperkecil jadi pada jam-jam tertentu, biaya, dan segala macamnya. Selain itu, sudah dihitung juga kebersediaan membayarnya.

"Tapi, harusnya kan kalau orang yang pakai jalan berbayar, pakai mobil, dia orang menengah ke atas. Harusnya, masalah itu tidak menjadi alasan," ujar Taufik.

Untuk diketahui, ERP diusulkan untuk diberlakukan setiap hari, mulai pukul 05.00 WIB sampai 22.00 WIB. Dinas Perhubungan DKI Jakarta juga telah mengusulkan tarifnya, yakni mulai Rp 5.000 sampai Rp 19.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau